Menu

Tolak Kehadiran TKA China, Anggota DPRD Sultra: Bumi, Air dan Tanah dikuasai oleh Negara, Bukan Negara China

Muhammad Iqbal 23 Jun 2020, 14:59
Anggota DPRD Sultra dari PKS, Sudirman
Anggota DPRD Sultra dari PKS, Sudirman

RIAU24.COM - Kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) dari China masih mendapat penolakan dari Sulawesi Tenggara. Bahkan, massa dari berbagai organisasi melakukan boikot jalan keluar dan masuk Bandara Haluoleo Kendari.

Dilansir dari CNNIndonesia.com, Selasa, 23 Juni 2020, ratusan TKA China itu akan didatangkan secara bergelombang. Gelombang pertama, TKA yang akan didatangkan 152 orang didampingi empat tenaga medis pada hari ini.

Saat demo berlangsung, mereka memadati pintu masuk dan keluar Bandara di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan.

Dalam aksi itu, massa sempat merazia salah satu kendaraan yang hendak masuk ke Bandara. Mobil jenis Hilux itu memuat satu TKA China yang didampingi oleh penerjemahnya. Seluruh penumpang mobil itu diturunkan paksa dan dicecar beberapa pertanyaan terkait kepentingannya masuk Bandara.

Usai diinterogasi, rombongan diminta kembali ke Kendari. Massa kembali menggelar orasi, salah satunya anggota DPRD Sultra Sudirman.

Anggota Fraksi PKS DPRD Sultra ini mengatakan investasi pertambangan sangat menjijikan. Karena, kata dia, undang-undang menyatakan bahwa bumi, air dan tanah dikuasai oleh negara dan diperuntukkan sebesar-besarnya untuk masyarakat Indonesia.

"Bukan negara China," ujar Sudirman dalam orasinya.

Dikatakan Sudirman, banyak tenaga kerja lokal yang tidak mendapatkan pekerjaan. Saat melamar, mereka kesulitan memenuhi syarat administrasi.

"Malah mereka mendatangkan tenaga kerja asing yang alasannya tenaga ahli. Tapi pegang sekopang, angkat galon dan campur pasir," katanya.

Untuk itu, ia menyatakan tidak ada lagi negosiasi terhadap hal ini dan ia mengajak untuk menolak kedatangan ratusan TKA asal Tiongkok itu.