RIAU24.COM -  Negara tetangga kita, Singapura, menghadapi kelebihan pasokan telur.

Ketika pemutus sirkuit dan pembatasan perbatasan diberlakukan di Singapura pada bulan April karena pandemi Covid-19, harga telur meningkat, dengan pertanyaan yang muncul tentang apakah ada cukup persediaan makanan untuk negara tersebut.

Untuk mengatasinya, Singapura mengambil telur dari negara lain, sejauh negara-negara yang jauh seperti Korea Selatan dan Polandia juga berkontribusi pada impor.

Sekarang setelah pembatasan impor dicabut, dan negara-negara seperti Malaysia dan Thailand telah melanjutkan pasokan mereka, pasokan telur telah melonjak. Ini juga mengakibatkan penurunan harga telur.

Seperti dilansir dari Mothership.sg, kurangnya perayaan Hari Raya mengakibatkan penurunan permintaan telur. Ada juga penurunan permintaan telur dari hotel, restoran, dan pedagang asongan.

Tidak hanya itu, telur yang diimpor pada bulan Mei mengalami kerugian, dan 250.000 telur yang diimpor dari Thailand terpaksa dibuang karena tidak layak konsumsi, menurut laporan itu.