RIAU24.COM -  Terlepas dari sifat berbahaya dari pekerjaan mereka, para frontliner melakukan tugas mereka dan satu-satunya perlindungan mereka adalah Alat Pelindung Diri (APD) atau bahkan masker. Tapi apa yang seharusnya mereka lakukan ketika mereka TIDAK diizinkan memakai masker wajah lagi?

Garuda Indonesia mengatakan bahwa pramugari mereka akan berhenti mengenakan masker setelah menerima banyak keluhan dari penumpang yang tidak bahagia.

Irfan Setiaputra, CEO maskapai, mengatakan bahwa para penumpang mengeluh bahwa mereka tidak bisa melihat ekspresi petugas saat mereka sedang dilayani. "Karena masker itu, para penumpang tidak bisa memastikan apakah mereka tersenyum atau mengerutkan kening."

Dia menambahkan bahwa naik pesawat harus menjadi pengalaman yang menyenangkan dan penumpang tidak boleh “merasa seperti berada di ICU.”

“Semua orang yang memakai alat pelindung diri (APD), tertutup dari ujung kaki hingga ujung kaki, itu tidak benar, " dia berkata.

Pramugari tidak akan memiliki alat perlindungan dan mereka akan diminta untuk mengurangi interaksi dengan penumpang. Malay Mail melaporkan bahwa maskapai ini telah menerapkan aturan jarak sosial dan pemeriksaan kesehatan dilakukan pada penumpang dan pramugari sebelum memulai penerbangan.

Keputusan "penghapusan penggunaan masker" tidak cocok dengan pendapat netizen dan mereka dengan cepat mengkritik ke[utusan itu lewat akun Twitter. Bagi penumpang yang mengeluh, apakah keselamatan pramugari layak dipertaruhkan agar Anda memiliki pengalaman "menyenangkan". Orang-orang ini harus menyadari bahwa alat pelindung ini berfungsi baik dan juga melindungi kita. Mari kita berhenti bersikap egois dan biarkan frontliner  melakukan pekerjaan mereka!