Menu

Bermunculan Nama yang Pantas Gantikan Idham Azis Sebagai Kapolri, Mantan Ajudan SBY Masuk Hitungan

Riki Ariyanto 11 Jun 2020, 12:02
Bermunculan Nama yang Pantas Gantikan Idham Azis Sebagai Kapolri, Mantan Ajudan SBY Masuk Hitungan (foto/int)
Bermunculan Nama yang Pantas Gantikan Idham Azis Sebagai Kapolri, Mantan Ajudan SBY Masuk Hitungan (foto/int)

RIAU24.COM - Sedang ramai pembicaraan siapa yang cocok untuk jadi Kapolri pengganti Jenderal (Pol) Idham Azis. Padahal sebenarnya masa jabatan Kapolri Jenderal Idham Azis masih ada enam bulan lagi.

Dilansir dari JPNN, Presidium Indonesia Police Watch telah mencatat kandidat kuat yang bisa saja jadi penggantikan posisi Jenderal Idham Azis. "Sedikitnya ada delapan nama yang disebut-sebut masuk sebagai calon kuat dalam bursa calon Kapolri," sebut Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane dalam siaran pers, Kamis (11 Juni 2020).

zxc1

Pendataan IPW setidaknya ada delapan nama yang berpotensi jadi Kapolri. Semuanya terdiri dari lima jenderal bintang tiga atau komisaris jenderal (komjen), dan tiga jenderal bintang dua atau inspektur jenderal (irjen). "Kedelapan nama ini mulai dari lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988 A hingga lulusan tahun 1991," sebutnya.

Daftar nama kandidat kuat calon kapolri versi Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane adalah:

Jenderal bintang tiga:

Pertama, Komjen Rycko Amelza Dahniel (Kabaintelkam)

Kedua, Komjen Listyo Sigit Prabowo (Kabareskrim)

Ketiga, Komjen Gatot Eddy Pramono (Wakapolri)

Keempat, Komjen Agus Andrianto (Kabaharkam)


Kelima, Komjen Boy Rafli Amar (Kepala BNPT)

Jenderal bintang dua:

Pertama, Irjen Nana Sudjana (Kapolda Metro Jaya)

Ketiga, Irjen Fadhil Imran (Kapolda Jatim)

Kedua, Irjen Ahmad Luthfi (Kapolda Jateng)


"Ketiga jenderal bintang dua ini bisa masuk bursa calon Kapolri karena menjelang Idham Azis pensiun ada dua posisi jenderal bintang tiga yang bakal pensiun, yakni Kepala BNN dan Sestama Lemhanas," sebut Neta menganalisa.

zxc2

Neta katakan jika menjelang 1 Juli ini posisi Kakorbrimob dijadikan bintang tiga, peluang jenderal bintang dua untuk masuk menjadi bintang tiga menjadi tiga posisi. "Sebab keberadaan kakorbrimob dengan pangkat komjen sudah disetujui menteri pendayagunaan aparatur negara dan tinggal menunggu penetapan dan pelantikan saja," sebut Neta.

Neta sampaikan sesuai prosedur, semua nama calon Kapolri itu nantinya bakal digodok Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri yang diketuai Wakapolri serta anggotanya Irwasum, Asisten SDM, dan Kadiv Propam.


Nama-nama yang digodok Wanjakti ini lah yang kemudian diserahkan Kapolri Idham Azis ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dipilih.

Selanjutnua dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR. Di sisi lain Kompolnas juga mengusulkan nama-nama calon Kapolri sebagai usulan kepada Presiden. "Dalam bursa calon Kapolri kali ini, IPW melihat ada tiga kelompok yang menonjol, yakni Geng Solo terdiri dari jenderal jenderal yang pernah bertugas di Solo, lalu Geng Idham jenderal-jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis, dan Geng Netral yang dekat dengan semua pihak," tutur Neta.

Bagi Neta, yang menarik dalam dinamika teraktual di kepolisian, tiga kelompok yang sempat mendominasi pusaran elite kekuasaan di Polri, saat ini sudah terkikis dan tersingkir dari pusaran elite kekuasaan internal kepolisian tersebut, yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng BG.

Neta sebur dalam sejumlah mutasi di era Kapolri Idham Azis kelompok Syafruddin dan Tito Karnavian perlahan tersingkir dari pusaran elite kekuasaan di kepolisian. Sementara Geng BG tersisih di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.

"Apakah jenderal-jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri, kita tunggu saja," sebut Neta kemudian.

Meski begitu, lanjut Neta ada dua hal lagi yang menarik untuk dicermati.

Pertama, adalah nama mantan ajudan Presiden SBY, Komjen Rycko disebut sebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis. Pertimbangannya Komjen Rycko adalah Adhi Makayasa Akpol 88 B.

"Jika hal itu terjadi tentunya ini menjadi fenomena baru, tidak hanya di dalam dinamika kepolisian tapi juga dalam dinamika politik, di mana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi," kata Neta.

Kedua, disebut-sebutnya nama Irjen Fadil sebagai calon pengganti Idham Azis mengingat Kapolda Jatim itu adalah salah satu "tim sukses" saat Idham mengikuti uji kepatutan di DPR. "Terlepas siapa pun yang menjadi Kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti, dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu tugas berat tentunya menanti," tutup Neta.