Studi dari Harvard Perkirakan Voris Corona Sudah Menyebar di Wuhan Sejak Agustus 2019
RIAU24.COM - Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan peneliti dari Harvard Medical School, Boston University of Public Health dan Rumah Sakit Anak Boston mengatakan jika virus Corona kemungkin telah menyebar di Wuhan pada awal Agustus tahun lalu.
Dilansir dari Detik.com, Kamis, 11 Juni 2020, penelitian yang menganalisis citra satelit dari parkiran rumah sakit dan data mesin pencari melihat gambar antara Januari 2018 hingga April 2020 menemukan 'peningkatan tajam' pengunjung rumah sakit mulai Agustus 2019 dan memuncak pada Desember 2019.
Dari penelitian tersebut, peningkatan volume kendaraan bertepatan dengan kenaikan pencarian di mesin pencari China Baidu untuk keyword "batuk" dan "diare", sekitar tiga minggu sebelum peningkatan yang dikonfirmasi dalam kasus virus corona pada awal 2020.
Peneliti mencatat meski batuk saat itu bertepatan dengan musim flu, diare adalah gejala khusus untuk COVID-19.
"Peningkatan lalu lintas rumah sakit dan data pencarian gejala di Wuhan mendahului awal pencatatan dari pandemi (virus) SARS-CoV-2 yang didokumentasikan pada Desember 2019," ujar para peneliti dalam pracetak, yang diterbitkan oleh repositori DASH Harvard dikutip dari The Guardian.
Terkait hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying dalam jumpa pers mengatakan sangat menolak kesimpulan dari studi tersebut.
"Saya pikir itu tidak masuk akal. Sebenarnya sangat tidak masuk akan untuk menarik kesimpulan semacam itu berdasarkan pengamatan dangkal seperti volume lalu lintas," kata dia.
Sementara itu, Paul Digard, profesor dan ketua virologi di University of Edinburgh, mengatakan kepada Science Media Centre di Inggris bahwa menggunakan gambar lalu lintas rumah sakit untuk mendeteksi penyakit adalah 'ide yang menarik namun validitasnya kecil'.
"Penting untuk diingat bahwa data korelatif (seperti yang diakui penulis) tidak dapat mengidentifikasi penyebab kenaikan kasus (COVID-19). Dengan memusatkan perhatian pada rumah sakit di Wuhan, studi ini memaksakan korelasinya," jelas Digard.