Gara-gara Rencana Israel, Makam Nabi Ibrahim Bakal Kena Imbasnya, Kini Kondisinya Dalam Bahaya
RIAU24.COM - Hingga saat ini, rencana Israel untuk menganeksasi sebagian wilayah Tepi Barat, Palestina, masih menjadi sorotan dunia. Selain dinilai melanggar aturan internasional, rencana brutal itu juga dikhawatirkan akan membahayakan situs-situs heritage yang ada. Salah satunya adalah Masjid Ibrahimi, yang di dalam kawasan itu diyakini terdapat makam Nabi Ibrahim.
Hal itu diungkapkan jurnalis lepas Palestina, Najla M Shahwan. Dalam sebuah tulisan opini di media Turki, Daily Sabah, 9 Juni 2020, kekhawatiran bahwa makam Nabi Ibrahim akan kena imbas rencana Israel itu, adalah sesuatu yang mungkin.
Pasalnya, Masjid Ibrahimi yang berada di Kota Hebron, Tepi Barat Selatan, termasuk area yang akan diankesasi pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Saat ini, kawasan itu masih diduduki rezim Zionis.
Perihal kekhawatiran itu, juga menjadi masuk akal, karena sejauh ini sejumlah sinyalemen dari sejumlah pihak dari Israel juga telah beredar. Salah satunya, Jaksa Agung Israel Avichai Mandelblit yang dikabarkan menyetujui perampasan tanah Palestina milik Wakaf Islam, sebuah otoritas yang bertanggung jawab atas endowment agama di wilayah Masjid Ibrahimi.
Selain itu, Kementerian Kehakiman Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan itu dibuat bekerja sama dengan Administrasi Sipil, badan yang dipimpin militer Zionis yang bertugas menangani izin pertanian dan bangunan, jalan, masalah air dan listrik di Tepi Barat.
Dilansir sindonews, Rabu 10 Juni 2020, pPihak berwenang Israel telah membenarkan pengambilalihan tanah untuk membangun lift dan ramp untuk memungkinkan orang-orang berkebutuhan khusus, termasuk wisatawan dan umat Yahudi, untuk mengakses situs-situs suci.
Pasar grosir tua di Jalan Shuhada yang dimiliki oleh pemerintah kota Hebron, Palestina, juga akan dirampas atau disita untuk memberikan ruang bagi proyek kontroversial itu.
Rencana itu telah mendapat tentangan dan kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Hanan Ashrawi, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
"Ini adalah eksploitasi sinis dari fokus dunia untuk memerangi pandemi Covid-19 dan cerminan tekad kuat Israel untuk dengan cepat mengeksekusi rencana agresifnya untuk layanan dan manfaat rezim pemukiman kolonial yang melahap Palestina," kecamnya.
Israel terus mengambil kendali masjid untuk memfasilitasi ibadah oleh sekelompok kecil pemukim Yahudi ilegal yang telah pindah ke pusat Kota Tua Yerusalem dengan mengorbankan penduduk asli Palestina. Akses ke masjid untuk ibadah Muslim dikendalikan ketat oleh otoritas pendudukan dan, pada banyak kesempatan, dilarang sama sekali.
Dalam beberapa tahun terakhir, kumandang azan bahkan dicegah di situs suci Muslim. Bahkan Masjid Ibrahimi ditutup rezim zionis itu bagi umat Muslim, demi liburan Yahudi seperti Rosh Hashanah dan Yom Kippur.
Sejarah Masjid Ibrahimi
Masjid Al-Haram al-Ibrahimi terletak di sudut tenggara Hebron modern dan di jantung Kota Tua. Situs ini dianggap sebagai situs tersuci keempat dalam Islam dan situs tersuci kedua di Palestina.
Bukti sejarah menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim (Abraham) tinggal di Hebron sekitar 4.000 tahun yang lalu. Dia memilih Hebron sebagai tempat pemakaman untuk istrinya Sarah, dan kemudian untuk dirinya sendiri, putranya Ishak, cucunya Yakub dan istri-istri mereka. Menurut beberapa sumber, itu juga makam Yusuf.
Masjid Ibrahimi dibangun di dalam selungkup yang awalnya dibangun oleh Herodes Agung, yang memerintah Palestina selama periode Romawi awal antara 37 hingga 4 Sebelum Masehi. Itu dibangun dengan ashlars (batu purna) yang disusun besar, yang terbesar adalah 7,5 kali 1,4 meter (24,6 x 4,6 kaki), dan tinggi 15 meter.
Selama periode Bizantium, sebuah gereja diduga dibangun di dalam enklosur dan kemudian dihancurkan selama invasi Persia ke Palestina pada tahun 614 Masehi. Pada periode awal Islam, sebuah masjid dibangun di dalam enklosur.
Di bawah pemerintahan Islam, Masjid Ibrahimi diberi perhatian khusus, dan cenotaph para nabi dibangun dan dihiasi dengan permadani hijau yang disulam dengan ayat-ayat Alquran dan prasasti saleh lainnya. Selama periode ini, Hebron menjadi kota tersuci keempat di dunia Islam dan terminal spiritual bagi peziarah dan wisatawan di seluruh dunia. Para penguasa, ulama, dan pengunjung Muslim Arab berturut-turut memuliakan dan menguduskan Masjid Ibrahimi di kota Hebron.
Kondisinya lalu berubah, setelah pada tahun 1967, pasukan militer Israel mengambil alih kota Hebron, termasuk situs Masjid Ibrahimi. ***