Heboh, Mantan Kepala Dinas Intelijen Inggris Beberkan Penelitian Terbaru Bahwa Virus Corona Muncul Akibat Kelalaian China
RIAU24.COM - Penyelidikan atas virus corona masih terus dikaji dan didalami oleh berbagai pihak. Penyelidikan ini bahkan memunculkan banyak konspirasi yang akhirnya menyudutkan China. Baru-baru ini muncul lagi dugaan baru yang disampaikn oleh
Mantan kepala dinas intelijen rahasia Inggris M16, Sir Richard Dearlove membeberkan penelitian terbaru terkait asal muasal virus corona yang telah memporakporandakan kehidupan masyarakat di dunia.
Ia mengutip sebuah makalah ilmiah yang diterbitkan minggu ini oleh tim peneliti Norwegia-Inggris, yang mengklaim telah menemukan petunjuk dalam urutan genetik Covid-19. Dalam makalah itu diuraikan urutan genetik Covd-19 menunjukkan unsur-unsur kunci yang 'dimasukkan' dan mungkin tidak berevolusi secara alami.
Sir Richard menilai sejak awal pemerintah China telah berusaha untuk menutupi perdebatan tentang asal-usul virus dan penanganan krisis yang dilakukan oleh Beijing. Dari situ, ia mengambil kesimpulan, "Saya pikir ini berawal dari kecelakaan," katanya.
"Itu menimbulkan masalah, jika China pernah mengakui akan bertanggung jawab, apakah itu berarti mereka akan membayar ganti rugi? Saya pikir itu akan membuat setiap negara di dunia memikirkan kembali bagaimana memperlakukan hubungannya dengan China dan bagaimana masyarakat internasional berperilaku terhadap kepemimpinan China," ujar Sir Richard seperti dikutip RMOL dari The Telegraph, Kamis (4/6).
Sir Richard yang menjabat antara 1999 - 2004 ini mengutip penelitian baru yang mengejutkan yang dilakukan oleh Profesor Angus Dalgleish, dari Rumah Sakit St George di University of London, dan ahli virologi Norwegia Birger Sorensen.
Dalam makalah itu, para ilmuwan mengklaim telah mengidentifikasi bagian yang dimasukkan ditempatkan pada permukaan Spike SARS-CoV-2 yang menjelaskan bagaimana virus itu mengikat dirinya ke sel manusia.
Penelitian ini menjadi kontribusi yang sangat penting sebagai bahan perdebatan tentang bagaimana virus berevolusi serta bagaimana virus itu keluar dan menjadi pandemi. "Saya pikir artikel khusus ini sangat penting, dan saya berpikir itu akan menggeser perdebatan," ujarnya.
Makalah itu sebenarnya belum diterima untuk publikasi dalam jurnal ilmiah apa pun. "Artikel (yang pertama) ini diserahkan ke sebuah jurnal, tetapi ditolak. Pada periode yang sama artikel ini dipublikasikan oleh dua atau tiga jurnal China yang berhubungan dengan virus, dalam waktu 48 jam," kata Sir Richard.
"Ketika debat tentang virus ini berkembang, saya pikir semua materi ini akan dicetak dan akan mempermalukan sejumlah orang, saya kira. Mari kita sarankan agar orang China mungkin terlalu banyak bicara dalam jurnal mereka, dalam apa yang muncul dan apa yang tidak," sambungnya.
Sir Richard pun menyampaikan dugaan kuatnya bahwa Beijing telah berusaha menyembunyikan 'kelalaian' mereka akan kebocoran virus tersebut.
Sementara, pada awal pekan ini Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming, mengatakan Beijing akan menyambut penyelidikan internasional tentang asal-usul pandemik. Ia menegaskan bahwa negaranya tidak perlu menyembunyikan sesuatu.***