Kisah Haru Tukang Parkir Yang Menabung 15 Tahun untuk Pergi Haji, Tapi Gagal Berangkat Karena Virus Corona
RIAU24.COM - Ditiadakannya ibadah haji untuk tahun 2020 oleh pemerintah menimbulkan duka tersendiri bagi banyak calon jemaah. Meski bersedih, keputusan itu hanya dapat disikapi dengan ikhlas oleh sejumlah warga yang sudah masuk jadwal berangkat tahun ini.
Salah satu yang mengalaminya adalah Sri Suharto (66), warga Boyolali yang sudah 15 tahun menabung untuk pergi ke tanah suci bersama istri tercinta Suminem.
Awalnya, secercah harapan berangkat menunaikan ibadah haji muncul saat new normal hendak diberlakukan oleh pemerintah. Namun, harapan itu sirna, saat Kementerian Agama memastikan tidak akan menyenggarakan keberangkatan jamaah haji tahun 2020 ini ke tanah suci, kebijakan pemerintah Arab Saudi menyusul pandemi Covid-19.
Padahal, selama 15 tahun, Sri Suharto mengumpulkan uang dari hasilnya sebagai tukang parkir. Setiap hari, receh demi receh dikumpulkan Harto panggilan akrabnya untuk mewujudkan mimpinya menunaikan rukun Islam yang ke lima yaitu Ibadah haji.
"Setiap hari selama 15 tahun saya mengumpulkan uang dari parkiran. Ya, kadang kalau saya dapat Rp100.000, yang Rp75.000 saya tabungan. Sisanya To Rp25.000 untuk kehidupan sehari-hari," papar Harto di kediamannya, RT 5 RW 1 Ngemplak, Boyolali, Rabu (3/6/2020) seperti dilansir Inews.
Uang yang dikumpulkan setiap hari itu, selalu ditabungkan ke bank seminggu sekali. Dalam seminggu, Harto mampu menabung sebesar Rp500.000, kadang Rp1 juta. "Seminggu sekali saya setorkan ke bank untuk ditabung. Seminggu kadang saya menabung Rp500.000, kadang Rp1 juta," jelasnya.
Harto mengaku tak tahu mengapa dirinya ingin sekali pergi menunaikan ibadah haji. Keinginan untuk pergi haji dengan sang istri timbul dengan sendirinya.
"Kalau ditanya sejak kapan saya ingin pergi haji, ya sejak awal saya jadi tukang parkir. Tidak tahu kenapa kok pengen sekali pergi haji. Keinginan itu muncul dengan sendirinya sejak saya jadi tukang parkir selama 15 tahun," katanyanya.
Pada akhirnya, di tahun 2011, Harto memberanikan diri mendaftar pergi haji. Dan pada 2020 ini, dirinya akhirnya mampu melunasi kekurangan biaya pergi haji.
"Saya resmi mendaftar itu pada tahun 2011. Dan bulan Februari tahun 2020 saya diminta untuk melunasinya. Dan Alhamdulillah saya mampu melunasi kekurangan biaya pergi haji. Kalau satu orang Rp36 juta, dua orang Rp72 juta," paparnya.***