Pentingnya Air Bersih Saat Pandemi, Teknologi GWFS Ciptakan Sumur Sedalam 120 Meter
Air bersih menjadi masalah klasik di Riau. Banyak warga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah mengandalkan air tadah hujan. Sayangnya, ketika menghadapi musim kemarau, kapasitas volume wadah penampung hujan tak mampu memenuhi kebutuhan air bersih. Musim kering bisa mencapai hingga empat bulan lamanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau yang dimutakhirkan pada 2018, Bumi Lancang Kuning memiliki tak lebih dari 28 perusahaan air minum. Mayoritas badan usaha tersebut milik daerah dan hanya tersedia di kota besar. Pun, semua perusahaan tersebut hanya dapat melayani 80 ribu pelanggan dari total 6,7 juta penduduk Riau.
Baca juga: Libatkan 1.000 Pelajar, PTPN BUMN Pertama Simulasikan Program Makan Bergizi Gratis di Riau
Dengan kondisi tersebut, imbauan untuk rajin mencuci tangan dengan air mengalir seolah hanya akan "mengalir" begitu saja jika air tak tersedia secara cukup. Jangankan air untuk mencuci tangan yang masih dianggap sebagai kebutuhan sekunder, ketersediaan air bersih untuk kebutuhan primer pun masih sulit tercukupi.