Video Dirinya Dipukul dan Ditendang Personil Satpol PP Viral, Habib Umar Malah Dipolisikan
RIAU24.COM - Posisi Habib Umar Assegaf yang videonya viral karena dipukul dan ditendang oknum anggota Satpol PP makin terpojok. Pasalnya ia sudah dilaporkan petugas gabungan yang terlibat cekcok dengan sang ulama.
Laporan ke polisi itu dibenarkan oleh Kepala Satpol PP Surabaya, Eddy Christijanto. Laporan tersebut, kata dia dilayangkan oleh petugas gabungan yang berjaga di lokasi, yakni checkpoint Pintu Keluar Tol Satelit, Surabaya, saat kejadian.
"Ini proses di Polda Jatim, iya (benar laporan)," ujar Eddy dikonfirmasi, Kamis (21/5).
Meski dalam video beredar, nampak yang terlibat baku pukul dengan Habib Umar hanya seorang petugas Satpol PP, namun, Eddy memastikan pelaporan itu dilakukan bersama dengan seluruh petugas gabungan.
"Yang melapor teman-teman yang bertugas. Ada polisi, Satpol PP dan Linmas," kata Eddy.
Namun saat ditanya unsur pidana yang mendasari pelaporan terhadap Umar, Eddy mengaku belum bisa mengatakannya secara rinci. "Intinya saya masih belum mengerti, ini teman-teman [Satpol PP] masih di Polda," ujarnya.
Sementara itu Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko membenarkan laporan yang dilakukan oleh petugas gabungan, yakni dari Satlantas Polrestabes, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan BPB Linmas Surabaya.
Truno mengatakan, Polda Jatim pun langsung melakukan pendalaman. Langkah pertama dengan mengidentifikasi nomor polisi (nopol) kendaraan terhadap kepemilikan. Alhasil diketahui mobil itu milik warga Bangil, Pasuruan, atas nama Umar Abdullah Assegaf.
"Terkait laporan, nanti kami sampaikan setelah proses penyelidikan, didasari laporan polisi," kata Truno.
Sebelum penyidikan, polisi akan lebih dulu melakukan penyelidikan, yakni dengan meminta keterangan para petugas yang saat itu berada di lokasi.
"Kita akan mengambil keterangan terhadap petugas yang terlibat di dalam video tersebut, ada Dishub, Satpol PP, kepolisian. Ini terkait kesaksian dan fakta," ujarnya.
Polda Jatim juga akan memeriksa video yang beredar tersebut secara digital forensik. Hal itu untuk memastikan keabsahan video tersebut sebagai alat bukti.***