Kisah Penggali Kubur Korban Corona, Berlomba dengan Waktu Dihantui Penularan Virus Maut
RIAU24.COM - Penggali kubur di Jakarta, Junaidi Hakim harus bekerja keras untuk menyemangati rekan-rekannya yang letih dalam perjuangan tanpa akhir untuk mengubur para korban pandemi coronavirus di pemakaman di Jakarta.
Tim penggali kubur ini berlomba dengan waktu dalam menggali kuburan baru. Mereka harus menyelesaikan tugas dalam waktu kurang dari 10 menit untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi sendiri.
"Bagian yang paling mengkhawatirkan adalah ketika kita menurunkan peti mati karena kita harus menyentuhnya," kata Hakim, 42 tahun, ayah dari empat anak.
Sekitar 50 penggali kubur di pemakaman Pondok Rangon - salah satu dari dua pemakaman yang diperuntukkan bagi korban Covid-19 di ibukota Indonesia - bekerja hingga 15 jam sehari, tujuh hari seminggu, dengan upah bulanan sebesar Rp4,2 juta rupiah.
Mereka menggali setidaknya 20 liang lahat setiap hari, ditandai dengan tiang kayu putih yang mencantumkan nama, tanggal lahir dan hari penghuninya meninggal.
Tetapi mereka hampir tidak bisa mengikuti arus masuk korban virus yang dikonfirmasi dan diduga terinfeksi Covid-19. "Ambulans tidak pernah berhenti membawakan kami mayat," kata Hakim seperti dilansir scmp.com.