Menu

WHO : Kami Sedang Mempelajari Hubungan Virus Corona Dengan Penyakit Mematikan yang Langka Pada Anak-Anak

Devi 17 May 2020, 00:48
WHO : Kami Sedang Mempelajari Hubungan Virus Corona Dengan Penyakit Mematikan yang Langka Pada Anak-Anak
WHO : Kami Sedang Mempelajari Hubungan Virus Corona Dengan Penyakit Mematikan yang Langka Pada Anak-Anak

RIAU24.COM -   Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan sedang mempelajari kemungkinan hubungan antara coronavirus dan penyakit radang langka yang telah membuat anak-anak sakit dan terbunuh di Eropa dan Amerika Serikat. Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa negara telah melaporkan kasus anak-anak yang terkena penyakit radang dengan gejala yang mirip dengan kondisi langka, yang disebut penyakit Kawasaki.

"Laporan awal berhipotesis bahwa sindrom ini mungkin terkait dengan COVID-19," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam briefing virtual pada hari Jumat. "Sangat penting untuk secara mendesak dan hati-hati menandai sindrom klinis ini, untuk memahami hubungan sebab akibat dan untuk menggambarkan intervensi pengobatan."

Tedros mengatakan WHO telah mengembangkan definisi kasus awal untuk penyakit ini, yang dijuluki "Multisystem Inflammatory Syndrome in Children". Organisasi itu meminta dokter di seluruh dunia untuk "waspada dan lebih memahami sindrom ini".

Komentar Tedros muncul setelah seorang dokter di Perancis pada hari Jumat mengatakan seorang bocah lelaki berusia sembilan tahun di sana yang dites positif COVID-19 meninggal karena sindrom tersebut, menandai kematian pertama di negara tersebut. Kematian anak yang serupa sedang diselidiki di New York dan London.

Sebuah rumah sakit anak-anak di London pada hari Rabu mengatakan seorang bocah lelaki berusia 14 tahun tanpa kondisi kesehatan yang mendasari telah meninggal akibat penyakit tersebut dan telah dites positif terkena virus corona baru. Di New York, Gubernur Andrew Cuomo pada hari Selasa mengatakan tiga anak di negara bagian itu telah meninggal dan lebih dari 100 kasus sedang diselidiki.

Ada 125 kasus yang dilaporkan di Prancis antara 1 Maret dan 12 Mei, menurut badan kesehatan masyarakat negara itu. Usia pasien berkisar antara satu hingga 14. Pakar WHO Maria Van Kerkhove mengatakan pada hari Jumat bahwa tautan ke COVID-19 belum jelas, karena beberapa anak dengan sindrom tersebut belum dites positif terkena virus. "Kita perlu memahami apakah sindrom ini terkait dengan COVID-19 atau tidak," katanya. "Kita perlu semua negara waspada untuk ini."

Halaman: 12Lihat Semua