Kelompok Hacker Ini Minta Tebusan 42 Juta Dolar, Kalau Tidak Aib Presiden Amerika Donald Trump akan Mereka Ungkap
RIAU24.COM - WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat ancaman serius dari kelompok hacker REvil yang mengklaim memiliki data aib dan perbuatan kotor presiden kontroversial dalam sejarah Amerika itu.
Para peretas tersebut menuntut tebusan USD42 juta atau lebih dari Rp624,6 miliar untuk ditukar dengan data yang mereka curi jika tidak ingin data tersebut diumbar ke publik.
Grup peretas REvil awalnya menuntut tebusan USD21 juta kepada firma hukum hiburan terkemuka, Grubman Shire Meiselas & Sacks, setelah mereka mendapatkan dokumen yang sangat rahasia tentang klien selebriti. Klien selebriti firma hukum itu termasuk Nicki Minaj, Lady Gaga, Mariah Carey dan Bruce Springsteen.
Namun, pada Kamis lalu mereka menaikkan tebusan dua kali lipat. "Tebusannya sekarang adalah USD42.000.000," kata peretas di situs web gelap mereka, yang dipantau Vice News.
"(Data kotor) orang berikutnya yang akan kami terbitkan adalah Donald Trump. Ada pemilu yang sedang berlangsung, dan kami menemukan satu ton cucian kotor tepat waktu," lanjut ancaman kelompok hacker tersebut.
Namun, laporan Vice News yang dilansir Sindonews,Sabtu (16/5/2020), mencatat bahwa firma hukum itu tidak memiliki koneksi dengan Trump atau perusahaannya, sehingga sifat informasi apa pun yang mungkin diperoleh peretas tidak jelas.
Kantor berita Sputnik melaporkan awal pekan ini bahwa serangan peretas terkenal itu dikonfirmasi oleh firma hukum. Menurut kelompok peretas itu, sekitar 756 gigabyte dokumen rahasia dicuri dalam serangan siber, termasuk nomor telepon, alamat email, perjanjian kerahasiaan dan informasi pribadi lainnya yang dimiliki oleh sejumlah selebriti.
"Tuan Trump jika Anda ingin tetap menjadi presiden, sodok tongkat tajam pada orang-orang, jika tidak, Anda mungkin melupakan ambisi ini selamanya. Dan bagi Anda para pemilih, kami dapat memberi tahu Anda bahwa setelah publikasi seperti itu, Anda tentu tidak ingin melihatnya sebagai presiden," klaim grup REvil.
Presiden Trump, tim kampanyenya belum memberikan pernyataan tentang masalah ini. Terlepas dari sejarah Trump tentang pembayaran diam-diam kepada tersangka wanita simpanan, kecil kemungkinannya dia akan menulis cek kepada penjahat dunia maya setelah hampir empat tahun skandal yang masing-masing diprediksi akan mengakhiri karier politiknya.***