Ironis, Amerika Hamburkan Uang 35,4 miliar Dolar Untuk Senjata Nuklir, Tapi Babak Belur Diserang Covid-19
RIAU24.COM - WASHINGTON - International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN) membuat laporan mencengangkan mengenai besarnya dana yang dihamburkan pemerintah Amerika Serikat untuk membuat senjata nuklir.
Dalam laporan itu disebutkan sembilan negara dengan belanja terbesar untuk persenjataan nuklir di dunia. Sembilan negara tersebut adalah AS, Inggris, Rusia, Pakistan, Korea Utara, Israel, India, Prancis dan China.
ICAN mencatat sembilan negara bersenjata nuklir tersebut menghabiskan sekitar USD72,9 miliar untuk 13.000 lebih senjata atom pada 2019. Dari total itu, pengeluaran AS yang paling gila-gilaan yakni USD35,4 miliar atau hampir setengah dari total global.
Namun laporan ICAN mengkritisi negara-negara itu, khususnya, yang tak berdaya melindungi diri dari Covid-19. "Sudah jelas sekarang lebih dari sebelumnya bahwa senjata nuklir tidak memberikan keamanan bagi dunia di tengah pandemi global," kata Alicia Sanders-Zakre, penulis utama laporan tersebut yang dilansir SINDOnews.com dari makalah ICAN, Kamis (14/05/2020).
"Terutama ketika ada defisit pasokan pasokan kesehatan dan profesional medis yang kelelahan," lanjut Alicia.
Washington menyumbang bagian terbesar dari peningkatan pengeluaran nuklir dunia USD7,1 miliar antara 2018 hingga 2019, dengan USD5,8 miliar dalam pengeluaran tambahan. Ini sebenarnya lebih tinggi dari data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), di mana belanja militer AS pada 2019 mencapai 38 persen dari total belanjaa militer global.
Rusia, yang ICAN perkirakan memiliki lebih banyak hulu ledak nuklir daripada AS, menghabiskan USD8,5 miliar untuk persenjataan atomnya pada tahun 2019. Sedangkan China USD10,5 miliar dan Inggris USD8,9 miliar.
Khawatir dengan upaya AS untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya, beberapa pihak di China telah menyerukan penumpukan senjata atomnya sendiri secara drastis. Sebagai contoh, media Partai Komunis China; The Global Times,beberapa hari lalu menyerukan Beijing memperbanyak hulu ledak nuklir menjadi 1.000 dari yang sekarang sekitar 300 unit.***