12 Mei, Peristiwa Berdarah Tragedi Trisakti, Empat Mahasiswa Penuntut Soeharto Mundur Tewas Tertembak
RIAU24.COM - 12 Mei selalu akan menjadi tanggal yang memilukan bagi para korban kerusuhan Trisakti. Seperti diketahui tepatnya 12 Mei 1998, mahasiswa demonstrasi besar-besaran menuntut Presiden RI ke-2 Soeharto mundur dari jabatannya.
zxc1
Pemicu demonstrasi besar-besaran 1998, ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial Asia sepanjang 1997-1999. Mahasiswa Universitas Trisakti juga melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke Gedung Nusantara.
Dilansir dari berbagai sumber, saat mahasiswa Trisakti menuju Gedung Nusantara pada pukul 12.30, mereka dihambat blokade dari Polri dan militer datang kemudian atau lebih dikenal ABRI pada masa itu. Setelah bernegosiasi dengan ABRI, pada pukul 17.15, para mahasiswa Trisakti bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan.
zxc2
Namun setelah itu aparat keamanan malah menembakkan peluru ke arah mahasiswa yang membuat panik. Para rombongan Trisakti bercerai berai walau sebagian besar bwrlindung di Universitas Trisakti.
Disebut satuan pengamanan yang ada di lokasi pada saat itu yakni Brimob, Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam serta Pasukan Bermotor. Para aparat itu itu dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Steyr, dan SS-1.
Namun hasil otopsi menunjukkan kematian empat mahasiswa Trisakti disebabkan peluru tajam. Hasil sementara diperkirakan peluru tajam itu hasil pantulan dari tanah peluru tajam untuk tembakan peringatan.
Kejadian berdarah Trisakti menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia.
Mereka jadi korban meningga di tragedi Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998).