Tak Peduli Ancaman Amerika dan Virus Corona, Turki Terus Aktifkan Program Rudal S-400 Dari Rusia
RIAU24.COM - Meski masih harus bergulat dengan penyebaran virus corona di negerinya, pemerintahTurki terus mengerahkan sistem rudal surface-to-air S-400 buatan Rusia. Saat ini Turki sudah mengaktifkan elemen-elemen tertentu dari senjata pertahanan tersebut.
"Proses pengerahan S-400 berlanjut dan beberapa sistem telah dioperasikan," kata Kepala Industri Pertahanan Turki Ismail Demir, sebagaimana dikutip Sindonews dari surat kabar Milliyet, Sabtu (9/5/2020).
Demir memastikan Rusia tidak akan memiliki akses terhadap sistem rudal S-400 yang dikerahkan di Turki. "Meskipun perjanjian pengiriman mencakup ketentuan pelatihan, pemeliharaan dan dukungan teknis, personel Rusia tidak akan bisa mendapatkan akses yang diinginkan terhadap baterai S-400," katanya.
Sebelumnya, pada 30 April lalu, juru bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan proses penempatan sistem rudal canggih itu tertunda karena pandemi virus corona baru atau COVID-19. Namun, dengan adanya pernyataan Demir itu menjadi pembaruan informasi tentang nasib operasional sistem pertahanan anti-pesawat canggih tersebut.
Kabar bahwa Turki tetap meneruskan program rudal S-400 semakin membuat panas pemerintah Amerika. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Morgan Ortagus mengatakan, Washington "sangat prihatin" dengan laporan bahwa Turki melanjutkan upayanya melanjutkan program tersebut.
Turki menjadi negara NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara canggih seperti itu dari Rusia. Pengiriman perangkat S-400 ke Turki dimulai pada 12 Juli 2019.
Amerika Serikat dan NATO telah berupaya mencegah Turki membeli sistem rudal tersebut dari Rusia. Sebelum Ankara membelinya, Washington telah beberapa kali mengancam akan menjatuhkan sanksi pada sekutu NATO-nya itu jika nekat membeli.
S-400 Triumf adalah sistem rudal pertahanan udara jarak jauh paling canggih yang mulai beroperasi di Rusia pada 2007. Sistem ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal balistik dan jelajah—termasuk misil jarak menengah—dan juga dapat digunakan terhadap instalasi darat. S-400 dapat menghancurkan target pada jarak 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km.***