Inilah 9 Keistimewaan Aisyah Istri Rasulullah Yang Wafat Saat Sedang Shalat di Bulan Ramadhan
RIAU24.COM - Aisyah adalah putri Abdullah bin Quhafah bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tamim bin Marrah bin Ka’ab bin Luay atau Abu Bakar Ash Shiddiq. Aisyah lahir 9 tahun sebelum Hijriah atau 4 tahun sesudah Nabi Muhammad mendapat kenabiannya.
Kedua orang tua Aisyah telah memeluk Islam ketika ia lahir sehingga ia dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan nilai-nilai Islam yang kuat.
Aisyah adalah istri yang paling dicintai Rasul setelah Abu Bakar, ayahnya. Rasulullah ditanya oleh Amru bin ‘Aash,
“Siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah!” Amru bertanya lagi, “Dan dari kalangan laki-laki?” Beliau menjawab, “Ayahnya!” (Hadits muttafaqirn ‘alaihi).
Aisyah dikenal sebagai seorang wanita yang sangat luas ilmu pengetahuannya, dia sangat memahami ilmu fikih, ilmu kedokteran dan ilmu syair. Bahkan Aisyah diberikan sembilan perkara yang tidak diterima oleh wanita lain setelah Maryam binti Imran.
Sembilan perkara itu diantaranya, pertama, Jibril turun membawa bayangannya dalam tidur Rasulullah SAW hingga Rasul menikahinya. Kedua, satu-satunya wanita yang dinikahi dalam keadan perawan adalah Aisyah.
Ketiga, Rasulullah wafat dan kepala beliau ada di pangkaunnya. Keempat, Rasulullah dimakamkan di kamarnya bersama Aisyah. Kelima, para malaikat selalu mengelilingi rumahnya. Keenam, Aisyah merupakan putri khaifah pertama yang membenarkan kerasulan Rasulullah.
Ketujuh, Aisyah pernah difitnah dengan keji namun Allah langsung yang membersihkan namanya dengan turunnya wahyu salah satu ayat Alquran kepada Rasulullah. Kedelapan, Aisyah diciptakan dalam keadaan yang baik dari seorang yang baik pula dan terakhir Aisyah dijanjikan ampunan dan rezeki yang mulai dengan menjadi istri Rasulullah di dunia dan akhirat.
Aisyah meninggal dunia pada usia yang telah renta. Beberapa riwayat mengatakan bahwa ia meninggal pada usia 66 tahun sedangkan riwayat lain mengatakan ia meninggal di usia 85 tahun. Ia meninggal dunia saat melaksanakan sholat witir yang dilakukan pada tanggal 27 Ramadhan.
Ia pun dimakamkan di Baqi’ setelah sholat witir. Sholat jenazahnya dipimpin oleh Abu Hurairah. Sedangkan yang memasukkan jenazahnya ke liang lahat adalah Abdullah, Urwa, al-Qasim bin Muhammad, Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakar, dan Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Bakar.***