Menu

Diduga Depresi, Pasien ODP di RSUD Cianjur Pecahkan Kaca Ruang Isolasi untuk Kabur

M. Iqbal 2 May 2020, 11:57
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Seorang Pasien berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) di Kabupaten Ciajur, Jawa Barat, nyaris kabur dari RSUD Sayang. Pasien tersebut hendak kabur dari RSUD dengan cara memecahkan kaca ruang isolasi.

Diberitakan Detik.com, Sabtu, 2 Mei 2020, pasien tersebut diduga depresi karena dirawat di ruang isolasi sejak lima hari lalu. Diketahui, pasien laki-laki asal Kecamatan Campaka itu dirawat di ruang isolasi di gedung Flamboyan RSUD Sayang Cianjur sejak lima hari lalu.

Tapi pada Jumat, 1 Mei 2020 tengah malam, pasien yang dirawat di lantai tiga ruang flamboyan itu mecoba kabur dengan memecahkan kaca pintu ruang isolasi.

Beruntung aksinya itu segera diketahui oleh petugas keamanan yang berjaga di ruang isolasi COVID-19 di RSUD Sayang Cianjur. Meski sempat melawan, pada akhirnya pasien yang sudah hampir ke luar gedung pun kembali masuk ke ruangan untuk menjalani perawatan medis.

"Betul tadi malam ada pasien yang mencoba kabur dari ruang isolasi. Kaca dari pintu ruangan dipecahkan, pasien keluar dari celah tersebut. Tapi segera diamankan. Sekarang sudah beristirahat lagi di ruangan," ungkap Direktur RSUD Sayang Cianjur, Ratu Tri Yulia hari ini.

Ratu menyebutkan, pasien tersebut diduga depresi setelah menjalani perawatan di ruang isolasi selama lima hari. Pasien beralasan selama dirawat dia seperti diabaikan keluarga lantaran tidak pernah ada yang menjenguk.

"Faktor utamanya kemungkinan depresi. Mungkin pasien ingin ada yang jenguk, tapi sesuai Protokol keamanan COVID-19, pasien hanya akan dipantau petugas kesehatan hingga dipastikan sembuh," tuturnya.

Aksi nekat itu membuat tangan pasien tersebut mengalami luka ringan. Pasalnya kaca dari pintu ruangan dipecahkan dengan menggunakan tangan, sehingga ada pecahan kaca yang melukai pergelangan nya.

"Ada luka ringan di bagian tangan. Tapi sudah diobati," tuturnya.

Untuk mencegah hal serupa terjadi, RSUD Sayang akan meningkatkan keamanan di gedung khusus penanganan COVID-19.

"Kami akan tingkatkan keamanan, sebab akan berbahaya kalau ada pasien kabur apalagi yang terkonfirmasi positif COVID-19. Kami juga akan lebih komunikatif dengan pasien agar tetap nyaman dan patuh menjalani perawatan dan isolasi," pungkasnya.