RIAU24.COM -  Terhitung Sejak Kamis 30 April 2020, Korea Selatan mencatat tidak ada lagi kasus temuan baru virus Corona Covid19. Namun yang dimaksud di sini adalah kasus yang berasal dari penularan domestik. Kondisi ini merupakan untuk pertama kalinya terjadi sejak virus itu mulai mewabah sejak Februari lalu.

Pemerintah melaporkan terdapat empat kasus impor, semuanya ditemukan di sejumlah bandara sehingga total kasus menjadi 10.675.

Kondisi ini sangat jauh berbeda ketika wabah virus Corona mencapai puncaknya pada Februari lalu. Ketika itu, di Korsel ada ratusan kasus baru tercatat setiap hari. Kondisi itu sekaligus membuat Korsel menjelma menjadi salah satu negara paling parah terdampak Covid-19 di luar China.

Seperti disampaikan wartawan BBC di Seoul, Laura Bicker, ia mengenang ketika dia menyaksikan para dokter dan perawat yang keletihan di Daegu, kota yang paling parah terdampak di Korsel.

Namun saat ini, taman-taman penuh dengan warga yang tertawa bersama teman dan kerabat. Mereka berpiknik di pinggur Sungai Han. Bandara-bandara penuh dengan para penumpang yang hendak menuju Pulau Jeju untuk berlibur.

"Semua orang yang kami ajak bicara merasa bersyukur negara mereka tidak memilih lockdown. Mereka kaget dengan dampak Covid-19 di Eropa dan AS dan mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka merasa beruntung bisa menikmati waktu bersama teman dan keluarga," lapor Laura Bicker.

Antisipasi Gelombang Kedua 
Namun Korsel belum bisa dikatakan 100 persen aman. Karena ada prediksi, gelombang kedua wabah virus Corona kembali akan menyerang negara itu. 

Sebagai langkah antisipasi, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Selatan mengingatkan semua warga mencuci tangan, menjaga jarak, tidak berada dalam kerumunan massa, serta mengimbau yang merasa sakit untuk diam di rumah. ***