Neta S Pane: Jokowi Makin Ngawur, Mudik Dilarang TKA Malah Selamat Datang, Eh…bagi-bagi Sembako di Jalan
RIAU24.COM - JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menganggap kebijakan Presiden Jokowi soal penanganan Covid-19 makin aneh dan membingungkan.
Di satu sisi, masyarakat dilarang mudik namun disisi lain 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China diizinkan masuk ke Sulawesi Tenggara.
Demikian disampaikan Neta dalam keterangan resminya, Rabu (29/4/2002) kemarin seperti dansir jpnn.
“Sikap pemerintah Jokowi dalam mengatasi pandemik Covid 19 makin aneh, ngawur, diskriminatif, dan membingungkan. IPW melihat sikap ngawur pemerintah tersebut bisa memicu konflik di masyarakat,” kata Neta.
Padahal, sambung Neta, Presiden Jokowi sendiri yang mengumumkan larangan mudik bagi masyarakat demi mencegah penyebaran Covid-19.
Bahkan, pelarangan mudik itu dibarengi dengan pegerahan personel Polri untuk menghalau masyarakat yang terindikasi bakal mudik.
Anehnya, pemerintahan Jokowi malah mengizinkan TKA Cina datang ke Sulawesi Tenggara.
Rencana kedatangan 500 TKA China di saat pandemik corona ini diungkapkan Gubernur Ali Mazi pada 27 April kemarin.
“IPW akan melihat apakah Polri berani menghalau TKA Cina itu, seperti Polri menghalau bangsanya yang hendak mudik,” tantang Neta.
Sikap ngawur Jokowi lainnya adalah, lanjutnya, ketika berkali-kali membagi-bagikan beras di jalanan.
Hal itu menimbulkan kerumunan massa di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan kebijakan physical distancing yang digaungkan oleh pemerintahannya sendiri.
“Padahal, jika masyarakat yang melakukan, Polisi dengan cepat membubarkannya. Panitianya langsung mendapat teguran dan diminta meneken surat pernyataan agar tak mengulangi kegiatan serupa,” ujarnya membandingkan.
“Seharusnya Polri juga menegur Jokowi dan meminta mantan Walikota Solo itu membuat surat pernyataan agar tidak mengulang kegiatan serupa,” sambung Neta berharap kepada Polri.
Di sisi lain, Neta menambahkan, apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi tidak memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.
Sebagai presiden, Jokowi cuma bisa meminta agar rakyat menjaga jarak dan tidak melakukan kegiatan yang bisa mengumpulkan massa.
“Tapi dia sendiri melanggar apa yang diucapkannya,” imbuh Neta aneh dengan sikap Presiden. ***