Ketika Vaksin Malaria Baru Dipuji Sebagai Alat Pengubah Permainan yang Bisa Menyelamatkan Jutaan Nyawa Anak-Anak di Ghana
RIAU24.COM - Augustine Tamia dengan lembut menangkup wajah putranya, Philip, dan mendesah kecil. Cinta untuk anak laki-laki satu-satunya terbukti, tetapi jelas kesehatannya menuntut banyak keuangan dan emosional pada keluarga. Ibu empat anak ini baru saja kembali dari pagi yang melelahkan di ladang singkong di pedesaan Ghana. Awal tahun ini, dia memotong sebagian jarinya dengan parang saat dia bekerja untuk melunasi pinjaman yang digunakan untuk membeli obat malaria Philip. Setiap serangan penyakit membutuhkan sepuluh hari kerja keras untuk membayar dan dia akan jatuh sakit setidaknya tiga kali setahun.
Sekarang di umur tujuh tahun, Philip sudah ketinggalan pelajaran di sekolah karena dia terbaring di tempat tidur selama berminggu-minggu pada saat sakit, demam dan mual melandanya. Augustine, 29, tertarik jika putri bungsunya Rejoice menjadi bagian dari program vaksin percontohan melawan penyakit tertua dan paling mematikan di dunia.
Sambil memeluk si anak yang berusia tujuh bulan, Augustine mengatakan seperti dilansir dari Metro.co.uk melalui seorang penerjemah: "Sejak Philip lahir, itu selalu malaria. Setiap kali dia sakit, itu malaria. Sulit untuk makan jika sebaliknya saya harus membayar obat. Saya tidak ingin Rejoice melewati apa yang Philip alami. Saya tidak ingin dia sakit hari demi hari dan absen dari sekolah. Aku tidak ingin dia berjuang seperti kita."
Secara global Organisasi Kesehatan Dunia mencatat 228 juta kasus malaria dan 405.000 kematian dini tahun lalu.
Sekitar 90% dari mereka berada di Afrika sub-Sahara dan dua pertiga yang meninggal adalah balita. Ini adalah alasan nomor satu mengapa orang-orang di Ghana berakhir di rumah sakit dan rumah tangga miskin menghabiskan, rata-rata, 34% dari pendapatan mereka untuk perawatan. Negara ini sekarang adalah satu dari tiga yang mengambil bagian dalam program vaksin yang, meskipun hanya 40% efektif, telah dipuji sebagai 'pengubah permainan' oleh para ahli.