Menu

Ngeri, Gelombang Kedua Pandemi Virus Corona di AS DIprediksi Bakal Lebih Parah

Siswandi 23 Apr 2020, 14:23
Seorang warga AS mengimbau warga lain untuk mendukung pelakanaan karantina selama wabah Corona masih berlangsung. Foto: int
Seorang warga AS mengimbau warga lain untuk mendukung pelakanaan karantina selama wabah Corona masih berlangsung. Foto: int

RIAU24.COM -  Amerika Serikat melaporkan telah mengalami kasus positif Corona Covid-19 tertinggi di dunia pada saat ini. Namun kondisi ini diperkirakan belum akan berakhir. Pasalnya, negara Paman Sam itu diprediksi akan kembali mengalami pandemi gelombang kedua. Yang terasa mengerikan, ancaman pandemi Corona gelombang kedua itu diprediksi akan lebih parah dibandingkan dengan apa yang telah terjadi di negara itu pada saat ini. 
 

Untuk diketahui, sejauh ini AS telah melaporkan lebih dari 800.000 kasus Corona, atau yang tertinggi di dunia. Namun Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Robert Redfield memperingatkan, yang terjadi pada gelombang kedua nanti, akan lebih buruk lagi. 

Dilansir viva yang merangkum bbcnews, Kamis 23 April 2020, Redfield menggambarkan, tantangan tersebut akan teramat membebani fasilitas kesehatan AS secara 'tak terbayangkan'. 

Berdasarkan penghitungan Johns Hopkins University, lebih dari 45.000 orang di AS telah meninggal dunia karena virus Corona. New York masih menjadi daerah terparah disusul New Jersey.

Karena itu, Redfield mendorong pejabat di AS untuk menyiapkan kemungkinan menghadapi wabah flu dan epidemi virus corona di waktu bersamaan. "Benar, benar sulit," akunya. 

Ditambahkannya, menjaga jarak sosial tetap menjadi kunci utama untuk menekan penyebaran wabah dan mendorong pejabat untuk terus berkampanye akan hal tersebut bahkan setelah pembatasan dilonggarkan. Selain itu, pejabat di negara bagian dan pusat juga diminta meningkatkan tes untuk mengidentifikasi mereka yang terjangkit dan menelusuri kontak langsung.

Sedangkan CDC sendiri berencana untuk merekrut lebih dari 650 orang - dua kali lipat staf yang sekarang - untuk membantu penelusuran kontak dan pekerjaan lainnya. Tak hanya itu, pihaknya juga tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk mempekerjakan pegawai Biro Sensus untuk menelusuri kontak. ***