Jadi Sorotan Media Asing, Respon Indonesia Terhadap Pencegahan Virus Corona Tuai Kritik Tajam Dari Para Ahli Dunia
Mengacu pada tujuan pembuatan gugus tugas untuk PPE dan ventilator, Indonesia tentu memiliki kapasitas, kata Ross Taylor, seorang analis yang telah memegang berbagai posisi dewan di Indonesia dan saat ini adalah presiden The Indonesia Institute, sebuah think-tank yang berbasis di Perth.
"Mereka memiliki tenaga, bangunan, kecerdikan dan keahlian," katanya.
"Indonesia mungkin adalah produsen mobil terbesar di Asia Tenggara dan bisnis pasokan suku cadangnya sangat luar biasa. Di sana dapat memproduksi hampir apa saja dan melakukannya dengan cepat, terutama jika segala sesuatunya didorong oleh tingkat pemerintahan tertinggi.
"Tetapi yang sering menunda hal-hal di Indonesia adalah birokrasi. Korupsi dan kepentingan pribadi juga sayangnya selalu menjadi bagian dari setiap proyek besar di negara ini."
Korupsi mungkin akan menghambat kemampuan Indonesia untuk mendistribusikan kesejahteraan sosial untuk membantu orang-orang tetap di rumah sebagai tersangka Profesor Tim Lindsey, direktur Pusat Hukum Indonesia, Islam dan Masyarakat di Melbourne Law School.
"Indonesia telah berhasil dengan subsidi kesejahteraan sosial di masa lalu - terutama pembayaran tunai," katanya. "Tetapi sebagian besar program kesejahteraan sosialnya rentan terhadap korupsi serta ketegangan antara berbagai tingkat pemerintahan yang telah menghambat pengiriman layanan ini di masa lalu."