Minyak Dunia Anjlok, Tapi Harga BBM Belum Turun, Fadli Zon: Ini Gila-gilaan...
Sebagai catatan, lanjut Fadli, asumsi harga minyak yang ditetapkan dalam APBN 2020 adalah USD 63 per barel. Artinya, jelas dia, kalau harga minyak mentah hari ini dianggap USD 30 per barel saja, maka penurunannya sudah sekitar 52 persen dari asumsi harga yang dipatok APBN.
Memang, Fadli menegaskan, dalam komponen penentuan harga BBM juga ada faktor nilai tukar. Dalam APBN 2020, kata dia, kurs dolar diasumsikan Rp 14.400 per USD. Sementara, per hari ini nilainya Rp 15.400 per USD. Jadi, kurs melemah sekitar 6 persen dari asumsi. Dari selisih antara asumsi harga minyak mentah dengan kurs tersebut, harga BBM sebenarnya bisa turun 35 persen hingga 40 persen.
“Kenapa kemarin @pertamina, misalnya, berani memberikan iming-iming ‘cashback’ hingga 50 persen kepada para pengemudi ojek online? Karena harga BBM mestinya memang sudah turun cukup besar hari ini!” katanya.
“Kebijakan hanya pada ojek online justru diskriminatif terhadap konsumen lain termasuk mereka yg membutuhkan,” lanjut Fadli.
Ia menambahkan, di tengah ancaman krisis ekonomi besar, yang oleh IMF disebut sebagai The Great Lockdown, penurunan harga BBM sebenarnya bisa jadi stimulus ekonomi. Penurunan tersebut akan membantu daya beli masyarakat yang sejauh ini sudah tergerus. Penurunan itu juga akan membantu menekan ongkos logistik.
"Sayangnya, bukannya menjadikan harga BBM sebagai instrumen meringankan beban ekonomi masyarakat, pemerintah malah menjadikan momen anjloknya harga minyak ini sebagai jalan untuk mengeruk keuntungan,” ungkap Fadli.