Tak Banyak Yang Tahu, Ini Empat Waktu Sedakah Paling Utama
RIAU24.COM - Meskipun rajin bersedekah setiap waktunya. Namun, tidak semua sedekah itu bernilai afdol atau utama. Lalu kapankah waktu utama untuk bersedekah? Berikut ini penjelasan Rasulullah SAW mengenai aktivitas bersedekah yang paling utama.
“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhari)
Dari hadist di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sedekah yang paling utama itu ada empat, antara lain:
1. Dalam Keadaan Sangat ingin Menjadi Kaya
Waktu utama pertama untuk bersedekah adalah ketika dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya. Rasulullah SAW seolah ingin menggambarkan bahwa orang yang dalam keadaan tidak ingin menjadi kaya berarti bersedekahnya kurang bernilai dibandingkan orang yang dalam keadaan berambisi menjadi kaya.
Orang yang sedang berambisi menjadi kaya lalu ia bersedekah maka ia merupakan tipe orang yang tidak ingin menikmati kekayaan untuk dirinya sendiri namun juga berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Ia juga akan terhindar dari sifat tamak seperti halnya Qarun.
Qarun merupakan tokoh kaya yang hidup pada zaman dahulu yang merasa bahwa harta yang diperoleh berasal dari keringat dan kerja kerasnya sendiri tanpa pernah mengaitkannya dengan Allah SWT. Firman Allah yang artinya:
“Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”.(QS Al-Qshshash ayat 78)
Maka, ketika seseorang ingin menjadi kaya, dan ia rajin bersedekah maka ia akan lebih merasa ketenangan dalam dirinya karena senantiasa mengingat Allah dan mengamalkan perintah-Nya untuk membantu sesama.
2. Dalam Keadaan Sehat Lagi Loba
Waktu sedekah paling utama kedua yaitu ketika orang tersebut dalam keadaan sehat lagi loba yakni sangat berambisi mengejar keuntungan duniawi. Hal ini bisa diartikan ia masih muda dan masa depan hidupnya dihiasi dengan beraneka ambisi dan perencanaan untuk menjadi seseorang yang sukses dalam karir dan bisnisnya.
Biasanya dalam mencapai keinginan tersebut, orang-orang ini akan merasa sangat sulit dan malas mengeluarkan hartanya untuk bersedekah. Hal tersebut dikarenakan semua harta yang miliki ia pusatkan dan curahkan untuk modal mencapai kesuksesan yang diinginkannya tersebut.
Akan ada banyak alasan yang terucap jika disuruh bersedekah dalam waktu ini. Salah satu dalihnya adalah untuk berinvestasi. Itulah penyebab mengapa mereka menunda-nunda niat bersedekah dengan harta yang dimiliki. Maka bersedekah dalam waktu ini menjadi waktu yang paling utama untuk dilakukan agar menghindarkan mereka dari sifat kikir.
3. Tidak dalam Keadaan Menjelang Kematian
Waktu utama selanjutnya untuk bersedekah adalah tidak dalam keadaan menjelang kematian. Rasulullah SAW sangat mewanti-wanti umatnya jangan sampai baru ingin bersedekah ketika ajal sudah dekat. Karena hal yang demikian ini bukan lagi dikatakan sedekah melainkan harta waris.
Selain itu, melakukan sedekah saat ajal sudah dekat berarti bahwa ia dalam keadaan sudah dipaksa oleh keadaan dirinya yang sudah tidak punya pilihan lain. Itulah sebabnya Rasulullah lebih menghargai orang yang masih muda dan sehat untuk bersedekah dari pada orang yang sudah tua dan menjelang ajal baru berpikir untuk bersedekah.
4. Keadaan Sangat Khawatir Menjadi Miskin
Waktu yang terakhir yaitu saat si pemberi sedekah berada dalam kondisi sangat khawatir menjadi miskin. Namun, bagi kaum beriman walaupun perasaan yang demikian menghinggapinya ia tidak pernah ragu untuk bersedekah. Hal ini menjadi wujud bahwa orang tersebut senantiasa bertawakal kepada Allah dalam keadaan apapun.
Ia menyadari bahwa jika Allah menghendaki maka ia bisa saja jadi miskin atau kaya dalam sekejab. Orang yang seperti ini sudah menjadikan sedekah sebagai salah satu karakter penting di dalam keseluruhan sifat dirinya. Persis gambarannya seperti orang bertaqwa di dalam Al-Qur’an:
”… yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS Ali Imran ayat 133-134)
Sumber: Infoyunik