RIAU24.COM -  Perokok 14 kali lebih mungkin tertular virus corona dibandingkan dengan mereka yang tidak, kata ketua kelompok anti-kecanduan Turki kepada Anadolu Agency. Profesor Mucahit Ozturk, presiden kelompok anti-kecanduan Turki Green Crescent, pada hari Kamis mendesak mereka yang merokok untuk berhenti untuk melindungi diri dari penularan.

"Menggunakan tembakau dan produk tembakau meningkatkan risiko terkena virus corona, oleh karena itu, menghindari semua zat adiktif memainkan peran penting dalam melindungi diri terhadap virus," kata Ozturk.

Seperti dilansir dari Aljazeera, Ozturk menggarisbawahi merokok melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memiliki dampak negatif pada pengobatan coronavirus.

"Sistem kekebalan yang lemah menimbulkan ancaman bagi kesehatan Anda karena menunda proses perawatan dan membuat perawatan sulit selama epidemi, bahkan jika Anda sesekali menggunakan zat adiktif," katanya.

"Merokok dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan memblokir refleks batuk sehingga virus dan bakteri dapat menempel pada saluran udara dan paru-paru, yang dapat menyebabkan infeksi serius."

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan perokok cenderung lebih rentan terhadap virus karena jari-jari bersentuhan dengan bibir, yang meningkatkan kemungkinan penularan dari tangan ke mulut. Menurut penelitian oleh dokter China, yang dikutip oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa, perokok akut lebih berisiko meninggal daripada orang tua.