Menu

AS Sedang Selidiki Apakah Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan, Ini Kata Donald Trump

Ryan Edi Saputra 16 Apr 2020, 12:26
Donald Trump
Donald Trump

RIAU24.COM - WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Dikatakannya bahwa pemerintahannya tengah menyelidiki asal virus Corona (COVID-19) yang sebenarnya. Penyelidikan itu fokus mencari tahu apakah virus Corona berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, China, seperti yang dirumorkan.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, secara terpisah mengatakan bahwa otoritas China 'perlu berterus terang' tentang semua hal yang mereka ketahui soal virus Corona.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (16/4/2020), sumber sebenarnya dari virus Corona yang telah menginfeksi lebih dari 2 juta orang di dunia dan menewaskan lebih dari 136 ribu orang secara global ini, masih menjadi misteri hingga kini.

Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, pada Selasa (14/4) waktu setempat menyatakan bahwa intelijen AS mengindikasikan virus Corona kemungkinan besar terbentuk secara alami, bukan diciptakan di sebuah laboratorium di China. Namun kepastian soal indikasi ini masih belum jelas.

Fox News melaporkan pada Rabu (15/4), bahwa virus Corona berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, namun bukan sebagai senjata biologis. Melainkan lebih sebagai bagian dari upaya China untuk menunjukkan kemampuannya mengidentifikasi dan memerangi virus setara atau lebih hebat dari kemampuan AS.

Laporan ini dan sejumlah laporan lainnya mengindikasi bahwa laboratorium di Wuhan yang menjadi lokasi eksperimen virus dan lemahnya standar keamanan di sana, telah memicu seseorang terinfeksi dan muncul di sebuah pasar 'basah' terdekat, tempat virus Corona mulai menyebar.

Dalam sebuah konferensi pers terbaru di Gedung Putih, Trump ditanya soal laporan yang menyebut virus Corona lepas dari sebuah laboratorium di Wuhan. Dia menyatakan dirinya mengetahui adanya laporan semacam itu.

"Kita sedang melakukan pemeriksaan sangat teliti terhadap situasi mengerikan yang terjadi," ujar Trump. ***