Meski Berbatasan Langsung Dengan China, Negara Ini Malah Sukses Perangi Virus Corona Hingga Nol Korban Jiwa, Ternyata Begini Resepnya
RIAU24.COM - Vietnam sempat menjadi salah satu negara yang banyak mendapat sorotan, akibat pandemi virus Corona. Hal itu karena negara di Asia Tenggaran ini berbatasan langsung dengan China, yang merupakan tempat asal muasal virus menakutkan ini. Bahkan Vietnam sempat menjadi pusat penyebaran virus Corona.
Namun faktanya, Vietnam malah sukses menekan korban jiwa akibat Corona hingga angka nol.
Sejauh ini, di negara itu tidak ada laporan kasus kematian akibat Corona. Bahkan, saat ini Vietnam dikabarkan bakal segera mengakhiri perangnya dengan virus Corona. Bahkan jadwal penerbangan pun akan segera dibuka kembali. Tentu saja, kondisi itu patut diacungi jempol. Lalu, apa saja kiat Vietnam supaya bisa menjadi seperti itu?
Dilansir detik, Senin 13 April 2020, ternyata ada sejumlah kiat yang dilakukan pemerintah setempat. Namun tentu saja, kebijakan itu mendapat dukungan dari masyarakatnya.
Saat pandemi virus Corona mulai menyebar, Pemerintah Vietnam langsung menyatakan 'perang'. Sejumlah kebijakan untuk mencegah penyebaran virus itu langsung diterapkan tanpa menunda-nunda.
Hal itu tampak dari pernyataan PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc. "Memerangi epidemi ini, berarti memerangi musuh," lontarnya, dalam sebuah kesempatan.
Hebatnya, pernyataan itu dilontarkannya sebelum pandemi Corona menghantam Vietnam.
Untuk merealisasikan kebijakan itu, salah satu langkah yang dilakukan Vietnam adalah denganmemberlakukan karantina yang ketat. Selain itu, semua orang yang pernah terlibat kontak dengan pasien Corona, langsung ditelusuri. Bahkan, langkah-langkah itu sudah dilaksanakan Vietnam, jauh lebih awal dari China. Sehingga penguncian seluruh kota digunakan sebagai upaya terakhir untuk menjaga agar virus tidak menyebar lebih jauh.
Contohnya, pada 12 Februari 2020, Vietnam menempatkan seluruh kota di dekat Hanoi di bawah karantina selama tiga minggu. Padahal ketika itu, hanya ada 10 kasus Corona yang dikonfirmasi di seluruh Vietnam. Pihak berwenang juga secara luas dan cermat mendokumentasikan siapa saja yang berpotensi melakukan kontak dengan virus.
Vietnam juga melacak kontak tingkat kedua, ketiga dan keempat dengan orang yang terinfeksi. Semua orang ini kemudian ditempatkan di bawah level pergerakan dan pembatasan kontak yang ketat secara berurutan.
Tak hanya itu, sejak awal, siapa pun yang tiba di Vietnam dari daerah berisiko tinggi, akan dikarantina selama 14 hari. Semua sekolah dan universitas juga telah ditutup sejak awal Februari.
Pada akhir Maret, PM Phuc juga telah memerintahkan isolasi selama 15 hari untuk seluruh wilayah Vietnam. Warga harus tinggal di rumah dan hanya boleh keluar untuk kebutuhan pokok seperti makanan dan obat-obatan. Warga juga dilarang berkumpul lebih dari dua orang. Setiap orang wajib menjaga jarak setidaknya 2 meter.
Selain itu, semua orang di Vietnam diharuskan mengenakan masker di tempat umum seperti supermarket, stasiun bus, bandara, dan kendaraan angkutan umum.
Vietnam bahkan telah melarang penerbangan domestik sejak 30 Maret 2020 kecuali untuk rute dari Hanoi ke Kota Ho Chi Minh, dan dari Hanoi / Kota Ho Chi Minh ke Da Nang dan Phu Quoc. Rute-rute ini akan dipertahankan dengan frekuensi maksimum satu perjalanan pulang pergi per hari untuk setiap maskapai.
Vietnam juga melarang penerbangan dari luar negeri. Visa untuk para pelancong juga dihentikan. Aturan itu mengikuti larangan penerbangan yang jauh sebelumnya telah diterapkan, seperti larangan penerbangan dari China dan sejumlah negara.
Media yang dikontrol pemerintah juga telah meluncurkan kampanye informasi besar-besaran. Kementerian Kesehatan bahkan mensponsori sebuah lagu di YouTube tentang mencuci tangan yang benar yang telah menyebar.
Meskipun tidak ada penelitian untuk membuktikannya, suasana di media sosial dan percakapan dengan orang Vietnam menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat setuju dengan langkah pemerintah. Sehingga aturan yang telah dibuat pemerintah, dipatuhi warganya.
Agar aturan itu bisa berjalan, Vietnam juga memberlakukan sanksi bagi siapap un yang melanggar aturan pencegahan virus Corona. Sanksi itu bisa berupa denda berat hingga pidana.
Contohnya, warga yang tak mengenakan masker di tempat umum, dikenai maksimal 300.000 dong atau setara Rp200 ribu.
Sedangkan yang melanggar protokol karantina, akan didenda 10 juta dong atau Rp 7 juta dan akan diadili secara pidana. Sementara itu, tempat makan yang tidak mengikuti perintah penutupan juga didenda maksimal 20 juta dong atau Rp14 juta.
Nah, bagaimana menurut Anda?
***