RIAU24.COM -  Dengan merebaknya Covid-19 yang semakin merajalela di seluruh dunia, kita semua berusaha untuk hidup sehigienis mungkin. Bahkan anak-anak kecil diberikan pembersih tangan untuk menghindari virus. Namun, ini berpotensi menjadi sangat berbahaya.

Seperti kisah seorang gadis berusia tiga tahun dari Jakarta menderita luka bakar parah di wajah, lengan dan kakinya setelah dia berjalan di dekat sampah yang sedang dibakar di dekat rumahnya sambil memegang sebotol sanitiser di tangan.

Menurut Sin Chew Daily, insiden itu terjadi pada 4 April dan gadis itu segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan darurat. Namun, karena rumah sakit mengkhususkan diri dalam mengobati kasus Covid-19, gadis itu dipindahkan ke rumah sakit lain untuk perawatan.

Luka-lukanya ditangani dengan cepat dan dia sekarang pulih.

Namun, keluarganya tidak mampu membayar tagihan rumah sakit sebesar 21 juta rupiah (RM5.740) dan masih harus membawa gadis itu kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan pembersihan luka. Sejak itu mereka memposting kisah sang bocah di Facebook untuk meminta sumbangan.

Sementara itu, ayah gadis itu saat ini terjebak di Tangerang karena dikunci negara dan tidak dapat kembali ke rumah untuk merawat anak-anaknya.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di AS, sanitiser tangan umumnya terdiri dari sekitar 60% etil alkohol berdasarkan volume dan mudah terbakar. Sementara biasanya alkohol di sanitiser tangan menguap relatif cepat (setidaknya 10 detik), yang terkandung dalam botol jauh berbeda.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperingatkan keselamatan kebakaran saat menggunakan penggosok tangan berbasis alkohol, karena komponen alkoholnya mudah menguap menjadi uap yang dapat menyala pada suhu kamar. Namun, untuk penggunaan yang tepat, dan untuk meminimalkan risiko kebakaran, CDC juga menyatakan bahwa pengguna harus menggosok tangan sampai kering, menunjukkan bahwa semua alkohol yang mudah terbakar telah menguap.

 

 

R24/DEV