Menu

Diminta Fokus Hadapi Corona, SBY Sarankan Pemerintah Jangan Lakukan Hal Ini

Siswandi 9 Apr 2020, 14:26
SBY
SBY

RIAU24.COM -  Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pandangannya terhadap kondisi Indonesia saat ini, khususnya terkait wabah virus Corona saat ini. Ada apresiasi dan harapan terhadap pemerintah. Namun SBY juga mengingatkan supaya pemerintah RI tidak melakukan hal ini karena dinilai akan lebih menimbulkan permasalahan.  

Pandangannya itu dituliskan dalam artikel berjudul 'Indonesia Harus Bersatu dan Fokus pada Penghentian Penyebaran Virus Korona' di akun Facebook resmi @SBYudhoyono. 

Dilansir republika, Kamis 9 April 2020, artikel tersebut diawali dengan ucapan bela sungkawa SBY kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang harus dirawat karena positif Corona. Dia juga mengingatkan pemerintah untuk lebih mengutamakan menyelamatkan rakyat Indonesia dalam melawan pandemi corona.

Dalam tulisannya, pendiri Partai Demokrat tersebut juga menyambut baik semua kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk meningkatkan penanggulangan Covid-19. Termasuk penyediaan anggaran yang disampaikan Presiden Jokowi beberapa saat yang lalu, yang dianggapnya cukup memadai. 

Meski begitu, ia juga memiliki saran bagi pemerintah dalam menangani pandemi Corona. 

"Sekarang, ijinkan saya menyampaikan pandangan dan saran kepada pemerintah," tulisnya. 

SBY mengingatkan, dalam keadaan darurat dan sekaligus krisis seperti sekarang ini, sebaiknya pemerintah mencegah terjadinya masalah baru. Misalnya masalah sosial, ataupun masalah politik, yang bisa mengganggu upaya
pemerintah menyelamatkan rakyat dari wabah virus Corona.

Menurut SBY, dengan keadaan psikologi masyarakat di era pandemi besar ini, bisa saja warga ada yang salah berucap.

"Misalnya, di media sosial, ada kata-kata yang melampaui batas. Menghadapi masalah ini, alangkah baiknya kalau yang

diutamakan adalah tindakan yang persuasif terlebih dahulu. Tindakan pencegahan terlebih dahulu. Pendekatan dan
penyelesaian yang nonyudisial dulu. Kalau sudah tidak mempan, memang benar-benar keterlaluan dan tidak ada cara
lain, barulah pendekatan hukum yang dilakukan," ujar SBY.

SBY juga menambahkan, pihaknya tidak ingin negara dan pemerintah menghadapi banyak front permusuhan. Sebagai seorang prajurit TNI AD yang hampir 30 tahun mengabdi di bidang pertahanan dan keamanan negara, SBY mengaku, diajarkan janganlah membuka medan permusuhan yang terlalu banyak.

"Padahal, sebagaimana pandangan saya sebelumnya, justru saat ini kita harus kompak dan fokus pada upaya besar
menghentikan virus korona di Tanah Air kita," ucap mantan Kasospol ABRI tersebut.

SBY juga mengingatkan, pejabat pemerintah jangan mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan antipati baru, bahkan
perlawanan dari rakyatnya. Jangan pula pernyataan itu melukai mereka-mereka yang justru ingin membantu pemerintah. Misalnya, dengan mudahnya mengatakan yang bersuara kritis itu pastilah mereka yang berasal
dari pemerintahan yang lalu.

"Berarti pemerintahan yang saya pimpin dulu. Atau berasal dari kalangan yang tidak ada di kabinet sekarang ini.

Tuduhan gegabah seperti ini hanya akan membuka front baru. Front yang sangat tidak diperlukan ketika kita harus
bersatu menghadapi virus corona dan tekanan ekonomi yang berat saat ini," kata SBY.

SBY menambahkan, pemerintah juga diminta tidak alergi terhadap pandangan dan saran dari pihak di luar
pemerintahan. 

Banyak kalangan yang menyampaikan pikirannya, menurut SBY mungkin sedikit kritis. Tetapi, mereka-
mereka itu sangat propemerintah dan juga sangat mendukung Presiden Jokowi.

Amat berbahaya jika ada pihak yang menyampaikan pandangan kritisnya, dan kebetulan mereka itu
pernah bertugas di pemerintahan SBY, atau sekarang tidak berada dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi, lantas
dianggap sebagai musuh pemerintah. 

"Sebagai musuh negara. Menurut saya, pandangan dari pihak di luar pemerintah itu tetap ada gunanya jika pemerintah sudi untuk mendengarkannya," ujarnya lagi. ***