Ekonomi Sulit, Nelayan di Bengkalis Tetap Melaut Meski Ada Wabah Virus Corona
RIAU24.COM - BENGKALIS - Semenjak mewabahnya pandemi virus Corona yang melanda saat ini tidak menyurutkan niat para nelayan di kabupaten Bengkalis untuk tidak menangkap ikan di laut.
Pasalnya, jika mereka tidak menangkap ikan atau tidak melalut bisa membuat ekonominya merosot. Tambah lagi, untuk kebutuhan hidup sehari hari semakin mahal dan sulit.
zxc1
Hal tersebut dilontarkan Munasiri warga Desa Simpang Ayam, kecamatan Bengkalis kepada Riau24.com saat dikonfirmasi lewat solulernya, Selasa 7 April 2020. Akrap disapa Munas ini, jika dirinya tidak melalut maka ia tidak akan bisa manafkahi empat orang anak dan satu orang istrinya tersebut.
"Ya kalau saya tak melalut mau makan dari mana kami pak. Memang keadaan sekarang ini sulit, tambah lagi adanya wabah virus Corona, ekonomi semakin sulit," ungkap Munasiri kepada media ini.
zxc2
"Ya kalau air kecil Dilaut tidak musim ikan atau udang maka saya akan memotong karet. Sedihnya lagi, harga getah ojol sekarang murah hanya 5000 per kilo geramnya. Jadi inilah yang kami atau masyarakat tanggung selama ini," ucapnya.
Sementara itu, pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Perikanan Bengkalis disampaikan Kepala Bidang Usaha Perikanan Sofian S.Pi mengatakan bahwa secara umum di kabupaten Bengkalis, khususnya terhadap para nelayan kita, yang melakukan penangkapan ikan di laut.
Dengan adanya dampak dari wabah virus Corona saat ini, aktivitas nelayan di Bengkalis masih tetap seperti biasa. Hal ini dikarenakan para nelayan sendiri, jika tidak melaut bisa jadi berdampak terhadap ekonomi mereka.
"Sampai saat ini juga, dari pemerintah daerah kabupaten Bengkalis, melalui dinas perikanan terhadap aktivitas nelayan ini belum ada kebijakan khusus untuk pelarangan mereka saat melakukan menangkap ikan di laut," ungkap Sofian.
Menurut Sofian, jadi aktivitas mereka khususnya para nelayan di Bengkalis hingga saat ini masih seperti biasa. Mereka melakukan penangkapan ikan, kecuali mungkin ada hal hal lain nanti yang diambil oleh pemerintah kabupaten Bengkalis. Terhadap pelarangan atau untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan tersebut.
"Sedangkan untuk bantuan kapal nelayan dan peralatan penangkapan ikan, kepada kelompok nelayan di kabupaten Bengkalis. Terhadap bantuan bantuan itu, sebenarnya ditahun 2018 itu ada bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap bantuan kapal cuma terkendala dan dibatalkan dari pusat," ujarnya.
Sedangkan pada tahun 2020 ini, kembali dianggarkan namun sampai saat ini, telah ada keputusan kita dari pemerintah bahwa penghentian sementara, kegiatan yang bersumber dari dana DAK, untuk semua aktivitas kegiatan sebesar Rp1 miliar lebih.
"Mungkin dengan alasan penghentian sementara itu dikarena alokasi dana tersebut diambil oleh pusat lagi, untuk penanganan virus Corona yang terjadi saat ini. Dari 1 milyar yang sebelumnya sudah dianggarkan itu berupa bantuan berupa kapal dan alat penangkap ikan. Itu kalau kegiatan itu dilaksanakan akan dibagikan kepada kelompok kelompok nelayan yang ada di kecamatan Rupat," ungkap Sofian lagi.
Untuk diketahui bahwa para nelayan yang terdata di Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis dan telah memiliki kartu nelayan itu sebanyak 7000 orang nelayan. Baik itu dilaut maupun didarat. (R24/Hari)