Di Negara ini, Jangan Pernah Sebut Virus Corona atau Hal Ini yang Akan Terjadi
RIAU24.COM - Saat ini, negara di seluruh dunia tengah berjuang untuk mencegah penyebaran virus corona. Tapi, ada satu negara yang menutup diri tentang virus dari China tersebut. Bahkan, jika hal itu sampai terdengar ada yang menyebut virus corona, maka orang tersebut akan masuk penjara.
Dilansir Tempo.co, dari ABC News
Negara itu adalah Turkmenistan. Negara yang berbatasan dengan Iran, Afghanistan, Uzbekistan, dan Kazakhstan ini memiliki 5,8 juta penduduk. Pemimpinnya adalah Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov.
Mengutip ABC News, pemerintah Turkmenistan melarang siapapun menyebut virus corona baru atau COVID-19. Maka, kata itu tidak akan ditemukan di media massa atau buletin kesehatan di negara itu.
Reporters Without Borders atau RSF melaporkan Turkmenistan adalah negara dengan peringkat kebebasan pers paling buruk di dunia, selain Korea Utara.
Meski menutup segala informasi tentang virus corona, pemerintah Turkmenistan dikabarkan sigap dalam mencegah penyebaran virus ini. Pemerintah Turkmenistan langsung menutup semua perbatasan negara pada awal Februari 2020.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, hingga 30 Maret 2020, hanya Turkmenistan yang belum memberikan laporan terkait kasus virus corona. "Otoritas Turkmenistan bertahan dengan sistem pemerintahan otoritarian dan menghapus semua informasi tentang virus corona," ujar Kepala RSF untuk Eropa Timur dan Asia Tengah, Jeanne Cavelier.
Jika memang di negara itu tiada kasus COVID-19, namun media massa telah dikendalikan oleh pemerintah agar tidak menyebut kata virus corona. Tertutupnya informasi itu tak hanya membahayakan masyarakat, tapi juga memperkuat sikap otoriter Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov.
Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov adalah mantan dokter gigi yang hobi menunggang kuda. Dia menulis buku tentang teh dan obat alami. Saat wabah corona terjadi di mana-mana, Berdymukhamedov mempromosikan bukunya yang berisi khasiat teh serta tanaman herba.
Menurut laporan Global News, pemerintah Turkmenistan mengimbau masyarakat untuk membakar beberapa jenis tanaman herba, misalnya lada merah, untuk mencegah penyakit menular, seperti tertera dalam buku Berdymukhamedov.