Perusahaan dan Pelaku Bisnis di Amerika Memangkas 27 Ribu Pekerjaan, Diprediksi Lonjakan Pengangguran Akan Terjadi
RIAU24.COM - Perusahaan-perusahaan di AS telah mengurangi 27.000 pekerjaan pada bulan Maret, menurut sebuah survei swasta, sebuah jumlah yang sebagian besar mencerminkan ekonomi ketika berdiri di tengah wabah virus.
Survei tersebut mengatakan bisnis kecil mengalami pukulan terbesar, dengan kehilangan 90.000 pekerja, sementara perusahaan menengah dan besar masih bisa menambah pekerja. Para ekonom memperkirakan bahwa kehilangan pekerjaan yang jauh lebih besar, mungkin dalam jutaan, akan dilaporkan dalam beberapa bulan mendatang.
Bulan Maret adalah periode pertama banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaan seperti yang dilaporkan oleh Survei ADP sejak Badai Harvey dan Irma menghantam Texas dan sebagian besar wilayah tenggara pada September 2017.
Pada hari Jumat, pemerintah akan mengeluarkan laporan pekerjaan bulanannya, yang diperkirakan akan menunjukkan hilangnya sekitar 150.000 pekerja, menurut FactSet. Itu akan memecahkan rekor panjang perekrutan 113 bulan berturut-turut.
Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics, yang menyusun laporan ADP, mengatakan bahwa laporan pekerjaan periode April yang dirilis pada awal Mei, menunjukkan kehilangan pekerjaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yakni sekitar 10 juta hingga 15 juta, dengan kemungkinan tingkat pengangguran sekitar 10%.
Selain PHK yang meluas, perekrutan tidak ada, maka hal tersebut menurunkan jumlah pekerjaan secara keseluruhan. Survei Moody terhadap perusahaan yang biasanya menemukan 40% dari perusahaan yang mempekerjakan telah jatuh ke rekor terendah yakni hanya 6% dari bisnis yang menambah pekerjaan, kata Zandi.