Oalah, Presiden Negara Ini Malah Sebar Info Palsu Soal Obat Ampuh Virus Corona
RIAU24.COM - Rabu 1 April 2020, Di tengah wabah virus corona atau covid-19 harus berhati-hati dengan informasi yang viral. Sebab tak sedikit info palsu bahkan menyesatkan, khususnya mengenai obat virus corona.
Seperti dilansir dari Okezone, para pemimpin dunia ternyata tak luput dari kesalahan tersebut. Facebook dan Twitter nyatakan sudah hapus posting dari para pemimpin dunia sebab menyebarkan info yang salah soal covid-19 atau virus corona.
zxc1
Facebook sudah hapus video dari Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang klaim hydroxychloroquine benar-benar efektif dalam mengobati virus. Bolsonaro sudah berulang kali remehkan virus tersebut dan mendorong warga Brazil untuk mengabaikan saran medis tentang jarak sosial.
zxc2
Kedua jejaring sosial itu sebenarnya jarang mengganggu pesan-pesan yang di-posting para pemimpin dunia, bahkan ketika pesan-pesan itu terbukti tidak benar. Tetapi di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini kedua jejaring sosial utama itu di bawah tekanan untuk memerangi kesalahan informasi seputar penyakit tersebut.
Twitter sudah memperbarui panduannya untuk memerangi kesalahan informasi medis yang bertentangan dengan pedoman kesehatan masyarakat internasional. Demikian juga dengan Facebook yang berkomitmen untuk menghapus informasi yang dapat menyebabkan dampak kerusakan fisik.
Dalam keterangan kepada BBC, Facebook menyebut sudah menghapus video dari situsnya dan dari Instagram, yang juga dimilikinya, karena melanggar standar komunitasnya karena menyebabkan kerugian.
Pernyataan lanjutan yang dirilis Facebook melalui Buzzfeed dan The Verge mengklarifikasi klaim tentang hydroxychloroquine adalah alasan utama penghapusan posting tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sementara beberapa obat dapat member efek terhadap Covid-19, sejauh ini tidak ada pengobatan yang terbukti benar-benar efektif. Hydroxychloroquine dan senyawa terkait, chloroquine, masih tidak terbukti, dan hanya merupakan perawatan eksperimental.
Meskipun kurangnya uji klinis, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sekarang telah menyetujui kedua senyawa, terdaftar sebagai obat anti-malaria, untuk "penggunaan darurat" pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. (Riki)