Masyarakat Jadi Panik, Penerapan Lockdown Total di Negara Ini Akhirnya Berujung Kacau Balau
RIAU24.COM - Kebijakan lockdown yang dilakukan pemerintah India, justru berujung kacau. Pasalnya kebijakan itu malah memicu kepanikan di tengah masyarakat.
Dalam kebijakannya, pemerintah India melarang orang-orang meninggalkan rumah mereka. Semua bisnis yang tidak penting telah ditutup dan hampir semua pertemuan publik dilarang.
Dilansir detik yang merangkum bbc, Minggu 29 Maret 2020, setelah PM India Narendra Modi mengumumkan lockdown, warga di Delhi dan Mumbai mulai berbondong-bondong berbelanja. Mereka memadati toko dan apotek karena khawatir kekurangan pasokan.
Buntutnya, sembako di negara itu pun langsung ludes. Sementara banyak masyarakat yang tidak mendapatkannya. Tak hanya itu, harga sembako langsung meroket.
"Semakin sulit untuk mendapatkan produk," kata penjual sayuran di Mumbai bernama Rafiq Ansari, dilansir afp.
"Kita akan menghadapi kekurangan besar di hari-hari mendatang. Dan pada saat yang sama harga juga naik - harga tomat naik lebih dari dua kali lipat," tambahnya.
Fenomena itu tampaknya disadari Modi. Karena itu memperingatkan bahwa panic buying hanya akan menyebarkan virus Corona. Dia memastikan pasokan di India cukup.
Tak hanya, lockdown total juga membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan dan tanpa uang. Hal itu kemudian memicu terjadinya eksodus besar-besaran dari kota besar menuju desa. Bahkan, seorang pekerja bahkan dilaporkan meninggal pada Sabtu (28/3) kemarin, setelah berusaha berjalan sejauh 270 mil (270km) kembali ke rumah.
Kritik pun muncul akibat penutupan itu. Pemerintah India dinilai melakukan lockdown tanpa perencanaan.
Namun, Kementerian Informasi dan Penyiaran India membalas kritik tersebut dengan mengatakan bahwa pemerintah telah menerapkan "sistem respons komprehensif" di perbatasannya.
Kementerian Informasi dan Penyiaran India menjelaskan langkah itu dilakukan sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus Corona sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada 30 Januari. ***