Kota yang Dijuluki tak Pernah Mati Ini Akhirnya Keok Melawan Corona, Begini Penampakannya
RIAU24.COM - Sebagai salah satu kota terbesar di Dunia dan Amerika Serikat, New York punya beragam keistimewaan. Hal itu juga yang membuat aktivitas di kota ini selalu berjalan selama 24jam. Karena itu pula, New Yokr mendapat julukan sebagai 'kota yang tak pernah tidur'.
Tapi itu dulu. Sekarang ini, kondisinya jauh berbeda setelah New York dihantam wabah virus Corona. Saat ini, kota juga ikut-ikutan menjadi kota mati, karena nyaris tidak ada aktivitas lagi. New York tampaknya harus mengaku keok melawan kegasanan virus Corona.
Dilansir detik yang mengutip autoblog, Selasa 24 Maret 2020, New York saat ini telah menjadi salah satu pusat penyebaran virus Corona di Amerika Serikat. Kondisi itu membuat pemerintah setempat terpaksa mengambil langkah-langkah drastis untuk mencegah penularan yang lebih luas. Salah satunya, imbauan untuk memperbanyak aktivitas di rumah.
Buntutnya, New York pada akhir pekan lalu tidak tampak seperti biasanya. Jalan-jalan tampak sepi. Begitu pula dengan kawasan Time Square. Billboard berukuran raksasa yang menyala terang itu nyaris tak ditonton satupun manusia.
Begitu juga dengan kodisi di Grand Central Terminal, yang tampa kosong melompong. Hanya tampak satu-dua orang yang berjalan sendiri menuju tujuannya. Sementara di Brooklyn Bridge tak banyak aktivitas yang terlihat.
Sama saja kondisinya, patung Charging Bull yang tak pernah berhenti menarik turis dari seluruh dunia kini berdiri sendiri tanpa ada yang mengamati atau berfoto di sekitarnya.
Julukan 'Kota yang tak Pernah Mati' yang disandang New York, saat ini benar-benar keok ketika berhadapan dengan virus Corona!
Mengenai kondisi wabah Corona di kota itu, Walikota Kota New York, Andre Cuomo, pada Minggu (22/3/2020) waktu setempat mengatakan, ada sekitar 2 ribu warganya yang dirawat di rumah sakit akibat Corona. Sementara 114 lainnya meninggal dunia.
Sedangkan di seluruh Amerika Serikat, ada 15 ribu orang lebih sudah dinyatakan positif terjangkit Corona. Dari jumlah itu, sebanyak 9 ribu di antaranya berada di New York.
Kondisi itu membuat Andre Cuomo melarang orang untuk pergi ke luar tanpa alasan jelas. Sementara acara yang melibatkan banyak orang dibatalkan. ***