Soal Virus Corona, Ini Borok Amerika yang Dibongkar China
RIAU24.COM - Hubungan China dan Amerika Serikat, masih terus memanas. Hal itu merupakan buntut dari pernyataan rasis yang dilontarkan Presiden Amerika Donald Trump, dalam pidatonya terkait penanganan Virus Corona atau COVID-19. Di mana Trump menyebutnya sebagai Virus China.
Kali ini, China membongkar borok Amerika terkait penanganan Corona. China menuduh Amerika telah berbohong soal virus mematikan itu. Tak hanya itu, China sangat yakin Amerika Serikat belum memiliki kemampuan untuk menanggulangi wabah virus Corona.
Kali ini, pernyataan menohok kembali dilontarkan juru bicara sekaligus Wakil Direktur Jenderal, Departemen Informasi, Kementerian Luar Negeri China, Lijian Zhao.
Dalam pernyataan tertulisnya, Zhao mengungkapkan bahwa Amerika telah melakukan kesalahan dalam mendiagnosa pasien corona. Amerika mendiagnosa pasien corona hanya sebagai penderita flu biasa saja. Parahnya lagi, kondisi itu sudah berlangsung sejak akhir 2019 atau saat Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, China.
Dilansir viva Senin 23 Maret 2020, menurut Zhao, kesalahan itu diakui sendiri oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dari Badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat atau CDC.
"CDC AS mengakui beberapa hal, pasien COVID-19 salah didiagnosis sebagai flu selama musim flu 2019," kata Zhao dalam tulisan resminya.
Akibat kesalahan diagnosa itu, diperkirakan 34 juta penduduk Amerika telah terinfeksi dan 20 ribu di antaranya meninggal dunia.
Menurut Zhao, sudah saatnya Trump menyelidiki kebenaran kapan sebenarnya pertama kali corona sudah menyerang negaranya. Dan berapa jumlah penduduk Amerika yang sebenarnya telah positif corona.
Untuk diketahui, saat ini kondisi Amerika sedang memburuk. Negara Paman Sam itu sudah berada di peringkat 4 dunia dalam jumlah penderita corona terbanyak. Hingga saat ini total 27 ribu lebih, 347 meninggal dunia. Sedangkan yang sembuh tercatat baru sebanyak 176 korban saja. ***