Ganas, Tenaga Medis di Indonesia Pun Mulai Berjatuhan Akibat Terjangkit Corona, Sebanyak Ini Jumlahnya
RIAU24.COM - Tak salah jika Presiden Jokowi mengatakan tenaga medis merupakan salah satu pihak yang paling rawan terinfeksi virus Corona. Sejauh ini, virus ini setidaknya telah menjangkiti sejumlah tenaga medis, yang berjibaku merawat pasien. Bahkan, saat ini sudah ada tiga dokter yang meninggal karena virus itu.
Menurut informasi yang beredar, setidaknya ada 3 orang dokter yang meninggal akibat tertular virus Corona COVID-19 dari pasiennya. Dua di antaranya dirawat di RSUP Persahabatan sedangkan seorang lainnya di RSPAD Gatot Soebroto.
Tampaknya, kabar itu bukan isapan jempol semata. Karena saat dikonfirmasi, pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga tak membantah kabar itu.
"Iya betul," ungkap dr Daeng Mohammad Faqih, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dilansri detik, Minggu 22 Maret 2020.
Namun meski membenarkan kabar itu, namun sejauh ini belum ada keterangan resmi lebih jauh, yang didapat dari lembaga tempat bernaungnya pada dokter tersebut.
Sementara itu, Humas RSUP Persahabatan Eryuni Yanthi, mengaku belum bisa memberikan informasi lebih lanjut soal informasi tersebut.
"Iya nanti kami share di grup media ya. Nanti saja tunggu penjelasan Ibu Dirut. Nanti kami share ke media," lontarnya, dikutip dari antara.
Dokter yang meninggal dalam perawatan intensif di RSUP Persahabatan dikabarkan mengalami gejala sesak napas. Namun keluarga belum dapat dipastikan apakah penyebab meninggalnya terkait COVID-19.
Sementara itu, viva melansir, sejauh ini baru sosok dokter Djoko Judodjoko yang diketahui meninggal setelah terrtular virus Corona. Seperti dituturkan Ketua IDI Kota Bogor, Zainal Arifin, salah satu penyebab Dokter Djoko Judodjoko tertular Virus Corona adalah kurang optimal alat pelindung diri bagi tim medis yang menangani pasien COVID-19.
"Sekarang mengenai APD tenaga medis, sebenarnya mau jujur sih kurang optimal ya, kalau kita lihat itu perlengkapan untuk alat perlindungan diri memang kurang memadai," ungkapnya.
Namun, menurut Dokter Zainal kurang memadainya APB bukan satu-satunya penyebab tenaga medis ikut tertular corona. Ada faktor lain seperti jumlah kunjungan pasien yang terlalu padat.
"Tapi kita bilang kekurangan tidak juga, maksudnya, mungkin faktor lain frekuensi kunjungan pasien, komplit lah masalah. Kalau dibilang kurang APD enggak juga," tambahnya.
Zainal mengungkapkan, semua orang tidak tahu terkait penyebadan COVID-19. Bahkan, menurut dia, penyebadan bisa melalui banyak tempat. Orang yang tertular pun kondisinya bisa terlihat sehat. ***