Kejadiannya Mirip Pandemi Tahun 1918, Virus Corona Disebut-sebut Bisa Sembuh dengan Sinar Matahari, Begini Penjelasannya
Pada saat itu, pemerintah di banyak negara juga memberlakukan isolasi dan karantina, ketika virus influenza menyebar ke seluruh dunia. Namun, pengalaman menunjukkan bahwa pasien yang dirawat di luar ruangan, lebih cepat pulih dibanding pasien yang dirawat di dalam ruangan.
Ditambahkan Hobday, kematian di antara pasien dan infeksi di antara staf medis, dapat dicegah dengan kombinasi udara segar dan sinar matahari, dan itu terbukti secara ilmiah.
"Udara luar bertindak sebagai disinfektan alami, yang dapat membunuh flu dan kuman berbahaya lainnya. Sementara sinar matahari adalah pembunuh kuman dan virus flu," ungkapnya, dilansir fealthy food house.
Sama halnya dalam kasus virus Corona saat ini, sebagian besar pasien meninggal akibat virus influenza itu juga disebabkan pneumonia dan komplikasi lainnya.
Di rumah sakit darurat di kota Boston, Amerika Serikat, ketika itu, petugas medis rumah sakit menyadari bahwa pelaut yang menderita sakit paling parah berada di ruang berventilasi buruk. Sehingga mereka akhirnya dipindahkan ke tenda di luar ruangan. Saat cuaca sedang cerah, mereka akan terpapar sinar matahari di luar tenda.
Pada saat itu, terapi udara terbuka banyak digunakan pada korban dari Front Barat, serta pasien tuberkulosis. Terapi di tempat terbuka menjadi populer sebagai pengganti antibiotik pada tahun 1950-an. Menurut satu laporan, terapi ini mengurangi kematian dari 40 persen menjadi 14 persen di rumah sakit di Boston.