Makin Terjepit, Di tengah Hempasan Corona Utang Indonesia Malah Tembus Rp6.115,6 Triliun
RIAU24.COM - JAKARTA - Kondisi Indonesia saat ini benar-benar nelangsa. Bukan hanya sedang prihatin akibat makin merebaknya virus corona, utang luar negeri Indonesia pun makin membengkak. Per akhir Januari 2020 kemarin, utang luar negeri Indonesia tembus US$410,8 miliar atau Rp6.115,6 triliun (Kurs Rp14.887 per dolar AS).
Menurut data Bank Indonesia yang dilansir CNNIndonesia, utang tersebut dihimpun oleh sektor swasta, termasuk BUMN sebesar US$203 miliar. Selain itu, utang juga berasal dari pemerintah dan bank sentral sebesar US$207,8 miliar.
BI dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta pada awal pekan ini menyatakan untuk swasta, utang sebenarnya tumbuh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Januari kemarin, utang luar negeri swasta tumbuh 5,8 persen atau lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang 6,5 persen.
Penurunan pertumbuhan utang luar negeri swasta tersebut dipengaruhi oleh perlambatan utang luar negeri lembaga keuangan. Sebagai informasi, secara sektoral, utang luar negeri swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/airpanas dan udara, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan.
Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap utang luar negeri swasta mencapai 77,3 persen. Sementara itu untuk utang luar negeri pemerintah justru tumbuh lebih kencang dibandingkan bulan sebelumnya.
Posisi utang luar negeri pemerintah pada akhir Januari 2020 tercatat sebesar 204,9 miliar atau tumbuh 9,5 persen. Perkembangan utang luar negeri tersebut didominasi oleh arus dana investor nonresiden di pasar Surat Berharga Nasional (SBN), termasuk dari penerbitan obligasi global dalam mata uang USD dan Euro.
Penerbitan obligasi global merupakan bagian dari strategi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan memanfaatkan kondisi pasar keuangan yang relatif stabil dan persepsi positif yang kuat dari investor pada awal tahun.
Meskipun meningkat, BI menyatakan struktur utang luar negeri Indonesia masih cukup sehat. Kondisi tersebut tercermin dari rasio utang luar negeri terhadap produksi domestik bruto (PDB) yang pada Januari kemarin sebesar 36 persen. Rasio tersebut turun dibandingkan bulan sebelumnya. Di samping itu, kesehatan juga tercermin dari struktur utang luar negeri.
Data BI menunjukkan 89,3 persen utang luar negeri Indonesia berjangka panjang. Meskipun sehat BI menyatakan pemerintah dan BI akan terus berkoordinasi memantau perkembangan utang tersebut.***