Menu

Ternyata, Ada Pembunuh yang Lebih Mematikan Dari Rokok, Begini Faktanya

Siswandi 15 Mar 2020, 21:22
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Temuan dari sekelompok ilmuwan, ada pembunuh yang lebih mematikan dari rokok. Ilmuwan memperkirakan usia harapan hidup secara global dipangkas hampir tiga tahun, yang disebabkan terpapar polusi udara. 
Itu artinya, dua kali lipat dari yang diduga sebelumnya dan lebih besar daripada merokok.

Tak hanya itu, penyakit pernapasan, kanker, masalah jantung, stroke dan berbagai hal lain dihubungkan dengan polusi udara sehingga kini ia disebut sebagai "merokok gaya baru".

Seberapa besar bahaya polusi udara terhadap umur kita?

Dilansir viva yang merangkum bbcindonesia, Minggu 15 Maret 2020, dalam sebuah kajian yang diterbitkan di jurnal Cardiovascular Research, para ilmuwan tersebut menyatakan angka di atas bahkan hampir 10 kali lebih besar dalam menurunkan harapan hidup yang disebabkan oleh segala bentuk kekerasan digabungkan - termasuk perang.

Mereka menggunakan metode statistika untuk menghitung tingkat kematian dan pengurangan usia harapan hidup di tahun 2015 dan menemukan bahwa polusi udara terhubung ke 8,8 juta kematian.

Merokok tembakau bertanggungjawab terhadap lebih dari 8,2 juta kematian setiap tahun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dari angka itu, lebih dari tujuh juta disebabkan penggunaan langsung rokok dan produk turunannya.

Sementara paparan polusi udara meningkatkan risiko serangan kardiovaskuler dan penyakit pernapasan. Selain itu ada efek buruk lainnya terhadap kehidupan kita.

"Kami percaya hasil ini memperlihatkan adanya `pandemi polusi udara`" kata Thomas Munzel, profesor di Mainz University Medical Center, dalam pernyataannya.

"Para pembuat kebijakan dan komunitas medis harus memberi perhatian lebih terhadap hal ini. Selama beberapa dekade terakhir, sedikit perhatian yang diberikan kepada polusi udara ketimbang pada rokok," tambahnya lagi.

Munzel dan rekan-rekannya berpendapat bahwa usia harapan hidup bisa meningkat dengan signifikan dengan pengurangan emisi bahan bakar fosil. Jika emisi ini bisa dipangkas ke angka nol, menurut mereka, usia harapan hidup bisa meningkat setidaknya setahun secara global.

Para peneliti juga menganalisis hubungan antara polusi udara dengan enam jenis penyakit mulai dari darah tinggi hingga kanker paru. Mereka menemukan bahwa penyakit jantung menjadi penyumbang terbedar dalam memangkas usia manusia, diikuti oleh infeksi pernapasan.

"Ketika kita lihat bagaimana polusi memainkan peran dalam beberapa jenis penyakit, dampak terhadap penyakit kardiovaskuler merupakan yang terbesar. Sangat mirip dengan dmapak merokok," kata Jos Lelieveld, anggota tim peneliti lain.

"Polusi udara menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah seiring peningkatan stres oksidatif, yang lantas meningkatkan tekanan darah, diabetes, stroke, serangan jantung dan gagal jantung".

Para peneliti menemukan bahwa polusi lebih besar dampaknya pada orang tua. Mereka memperkirakan 75% kematian global terhubung ke polusi udara terjadi pada orang usia 60 tahun ke atas.

Mengomentari temuan ini, Samuel Cai, ahli epidemi di Oxford University - yang tak terlibat riset ini - mengatakan bahwa ini "memperlihatkan bahwa polusi udara merupakan faktor risiko utama terhadap kesehatan di seluruh dunia".

Bukan rahasia bahwa polusi udara merupakan "tembakau baru", maka dampak kesehatan umumnya sangat jelas," tambah Cai.

"Pihak berwenang harus bertindak cepat dan menyeluruh untuk melindungi warga negara mereka melalui kebijakan berdasar ilmu pengetahuan," tandasnya. ***