Kejutan, Ridwan Kamil Sebut Bahan Vaksin Corona Ada di Jawa Barat, Benarkah?
RIAU24.COM - Pernyataan mengejutkan sekaligus membahagiakan datang dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Ia mengklaim telah menerima kabar bahwa tanaman kina di Jawa Barat memiliki kandungan yang sama dengan klorokuin. Bahan ini, yang menurut hasil riset telah berhasil menyembuhkan sejumlah pasien Corona di Wuhan, China.
Karena itu, ia mengimbau pihak kampus dan para akademisi untuk terlibat aktif mencari solusi terbaik mengatasi virus Corona yang mulai masuk ke Indonesia.
"Saya mendengar kabar baik ini kalau bahan untuk vaksin Corona itu ada di Indonesia tepatnya di Jawa Barat, saya akan lihat kajiannya, sudah sejauh mana," katanya di Bandung, Rabu 11 Maret 2020, tadi malam.
"Saya mendorong kampus terlibat aktif meneliti ragam kemungkinan bahan yang bisa jadi obat Corona ini. Pemerintah tengah fokus melakukan penanganan dan pencegahan serta perawatan virus ini, kampus harus didorong untuk turut ambil bagian," tambahnya, dilansir detik.
Sementara itu, Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran (Unpad), Keri Lestari mengatakan, klorokuin memang sudah lama digunakan untuk mengobati malaria.
"Klorokuin itu berdasarkan hasil riset di Cina, di Wuhan dengan klorokuin menunjukan adanya perbaikan," ujarnya.
Dikatakannya, pada 17 Februari 2020 lalu, dalam uji klinis di China, telah membuktikan klorokuin fosfat telah menunjukkan aktivitas yang nyata dengan tingkat keamanan yang dapat diterima untuk mengobati pneumonia yang diakibatkan virus Corona.
"Ini biasa digunakan untuk anti malaria, bisa juga untuk lupus. Dia punya potensi aktifitas anti virus spectrum luas, ini diteliti di China sejak 2013. Aktivitas anti-virus dan anti-inflamasi klorokuin dapat menjelaskan khasiatnya dalam menangani pasien dengan pneumonia COVID-19," katanya.
Menurutnya, obat sintetis klorokuin bisa diproduksi PT Kimia Farma yang mengelola perkebunan kina di Jabar. "Kalau mau dikembangkan kembali sangat bisa. Kimia Farma mempertimbangkan untuk memproduksi kembali," ujarnya. ***