China Disebut Ambil Organ Muslim Uighur untuk Pasien COVID-19
RIAU24.COM - Seorang jurnalis investigasi telah mengklaim bahwa lebih dari 3 juta Muslim Uighur China, dipaksa untuk mendonorkan organ tubuhnya. Hal itu dilakukan atas situasi genting akibat virus corona yang membuat banyak pasien sekarat.
Dikutip dari laman Daily Star, China secara ilegal ‘memanen’ organ dari tubuh para muslim minoritas itu untuk mengatasi kerusakan organ dari para pasien virus corona COVID 19. Lebih dari 3 juta jiwa muslim Uighur, dominan dari provinsi Xinjiang, diduga tengah mengikuti sebuah program yang bernama 'wilayah pendidikan ulang' yang dijalankan oleh pemerintah setempat.
Jurnalis investigasi, CJ Werlemen, mengklaim bahwa saat ini China sedang sangat membutuhkan transplantasi organ akibat virus corona yang kian mewabah. Sehingga, di program itu, diduga kuat sebagai wadah pemerintah China mengambil organ secara paksa.
Werlemen menuliskan laporannya di Byline Timesdan menjelaskan bahwa kasus pertama pasien virus corona yang mendapatkan transplantasi organ paru-paru dobel dalam waktu sepekan. Dilaporkan bahwa pasien 59 tahun itu bisa bernapas lega usai mengalami sesak napas akibat COVID-19.
“Fakta bahwa pasien hanya menunggu 5 hari untuk mendapatkan donor sebagai sokongan sempurna bagi paru-parunya, menimbulkan tanda tanya akan skala dan jumlah dari program ilegal yang memanen organ," tulisnya.
Bukan hanya Werlemen, jurnalis lain Bitter Winter turut mengangkat isu hak asasi manusia akibat kekerasan yang dialami muslim minoritas. Ia menyinggung kemudahan pemerintah China mendapatkan donor organ sangat perlu dipertanyakan.