Masih Akibat Teror Virus Corona, Kota Suci yang Diduduki Isreal Ini Juga Ikutan Berubah Jadi Kota Hantu
RIAU24.COM - Virus Corona masih terus menyebar teror ke seluruh penjuru dunia. Kali ini, yang merasakan dampaknya adalah masyarakat Kota Betlehem, yang berada di Tepi Barat yang Israel. Terhitung sejak Jumat (6/3/2020) waktu setempat, kota ini seolah berubah menjadi kota hantu. Aktivitas di kota itu seolah lumpuh, setelah Isreal memutuskan untuk menutup kota itu.
Kebijakan itu diambil, setelah tujuh orang di kota itu dikonfirmasi positif terjangkit virus Corona. Namun menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah, jumlah orang yang terpapar Corona itu kota itu telah bertambah menjadi sembilan orang.
Dilansir republika yang mengutip haaretz, Sabtu 7 Maret 2020, kebijakan menutup kota suci itu mendapat kritikan keras dari warga. Beberapa merasa curiga terhadap motif di balik keputusan Israel untuk menutup kota.
Seperti dituturkan seorang pemilik hotel dan anggota asosisasi hotel kota, Fadi Katan, jumlah korban di Tepi Barat dan Israel berbanding cukup jauh untuk memutuskan mengisolasi kota.
"Ada tujuh orang yang terinfeksi di sini dan di Israel ada 17, tetapi tidak ada yang berpikir untuk mengunci kota. Mereka yang sakit di Betlehem berasal dari orang-orang yang datang ke sini melalui Israel, jadi alasan di balik seluruh keputusan tidak jelas," lontarnya.
"Ada perasaan seperti lumpuh (kota), isolasi ini berlangsung selama periode ketika pariwisata tumbuh," ujar tambahnya.
Ditambahkannya lagi, keputusan Israel itu dilakukan tepat saat Kota Betlehem menyelenggarakan acara besar yakni maraton Bethlehem. Akibat keputusan itu, agenda itu akhirnya juga dibatalkan.
"Ini merupakan pukulan yang sangat berat bagi semua orang. Saya berkeliling kota kemarin dan masih ada beberapa turis, tetapi sangat sedikit. Kota ini hampir mati. Tanpa pariwisata, tidak ada yang bisa dilakukan di Betlehem," ujarnya lagi.
Perintah untuk menutup kota suci tempat kelahiran Jesus Kristus itu, disampaikan Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett. Ia mengklaim, kebijakan itu sudah dikoordinasikan dengan Otoritas Palestina. Dalam hal ini, warga Palestina dari Betlehem, Beit Jala, dan Beit Sahour, dilarang memasuki Israel. Meskipun banyak dari mereka bekerja di sana, sementara pergerakan barang akan berjalan seperti biasa.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, bahwa tujuh orang yang didiagnosis dengan virus corona kemungkinan tertular dari sekelompok wisatawan dari Yunani yang tinggal di sebuah hotel di Beit Jala yang juga mengunjungi Israel. Sebanyak 51 orang lainnya yang berada di lokasi itu sudah diperiksa dan dinyatakan negatif terjangkit virus Corona.
Sejak keputusan itu diberlakukan, penduduk Palestina di Betlehem dan daerah sekitarnya telah melaporkan penurunan signifikan dalam kegiatan di kota itu sejak Kamis malam waktu setempat.
Untuk diketahui, wilayah Bethlehem sering dikunjungi oleh wisatawan dari Israel dan banyak tempat lain di seluruh dunia. ***