Heboh, Kerajaan Arab Saudi Tangkap Mantan Putra Mahkota dan Adik Raja Salman, Disebut Karena Ini
RIAU24.COM - Sabtu 7 Maret 2020, Kabar mengejutkan dari Kerajaan Arab Saudi. Dikabarkan tiga bangsawan dan anggota senior kerajaan telah ditangkap aparat keamanan Kerajaan Arab Saudi.
Sindonews melaporkan dua di antara bangsawan yang ditangkap yaitu adik Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud; Pangeran Ahmed bin Abdulaziz serta mantan putra mahkota; Mohammad bin Nayef.
zxc1
Bangsawan ketiga yang ditangkap adalah saudara laki-laki Mohammad bin Nayef; Pangeran Nawaf bin Nayef. Dikutip dari New York Times, Sabtu (7/3/2020), menyebut penangkapan ketiga bangsawan senior Arab Saudi ini diduga atas perintah langsung Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MbS).
Hanya saja New York Times tak merinci penyebab ketiga bangsawan Kerajaan Arab Saudi itu ditangkap. Muncul spekulasi ketiganya terkait dengan ketidakpuasan yang tumbuh di antara para bangsawan terhadap aturan sewenang-wenang Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
zxc2
Putra Mahkota Mohammad bin Salman sudah dipandang sebagai penguasa de facto Kerajaan Arab Saudi. Putra Mahkota Mohammad bin Salman dianggap mengendalikan semua tuas utama pemerintahan, dari pertahanan hingga ekonomi.
Dengan kekuasaan itu, Putra Mahkota Mohammad bin Salman leluasa menyingkirkan jejak pertikaian internal. Hal itu dianggap bakal memuluskan langkahnya jika terjadi transfer resmi kekuasaan dari ayahnya suatu saat nanti.
September tahun 2019, pihak Kerajaan Arab Saudi menangkap sekitar dua lusin orang, termasuk ulama berpengaruh. Alasan penangkapan semuanya karena dituduh sebagai aktivis keras terkoordinasi.
"Ada banyak kebencian tentang kepemimpinan putra mahkota," sebut seorang anggota elite Saudi yang memiliki koneksi dengan kerajaan kepada Reuters yang tak ingin disebut namanya itu.
Seorang mantan pejabat senior Amerika Serikat (AS) juga mengonfirmasi penahanan tersebut. Memang Adik Raja Salman; Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, sejak beberapa waktu terakhir dikenal sebagai sosok harapan besar anggota keluarga dan kritikus lain yang bisa menghalangi Putra Mahkota Mohammad bin Salman untuk naik takhta.
Sementara mantan putra mahkota Mohammad bin Nayef merupakan mantan menteri dalam negeri yang mengembangkan hubungan dekat dengan agen-agen intelijen Amerika Serikat (AS) selama bertahun-tahun. Dia disingkirkan oleh Putra Mahkota Mohammad bin Salman pada tahun 2017 dan dia berada di bawah tahanan rumah sejak saat itu.
Penahanan itu tidak diumumkan oleh pemerintah Arab Saudi, dan seorang pejabat Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington menolak berkomentar.
Pangeran Ahmed pernah terlihat menentang Putra Mahkota Mohammad bin Salman pada tahun 2018 ketika ia disapa oleh pengunjuk rasa di London yang meneriakkan penentangan terhadap perang Arab Saudi di Yaman. (Riki)