Menu

Selama Dua Pekan, Kota Betlehem Ditutup Karena Virus Corona

Muhammad Iqbal 6 Mar 2020, 14:34
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Dikarenakan adanya tujuh orang yang positif virus corona, Pemerintah Palestina dan Israel menutup gereja kelahiran Yesus dan Kota Betlehem. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas juga telah menyatakan status darurat di seluruh Tepi Barat selama 30 hari karena kejadian tersebut.

"Perjalanan warga Israel dan Palestina masuk dan keluar kota akan dibatasi," ujar Menteri Pertahanan Israel, Naftali Bennet, dilansir CNNIndonesia.com, Jumat, 06 Maret 2020.

Dikatakannya, keputusan itu diambil setelah berkoordinasi dengan pemerintah Palestina. Mereka juga mengirim 250 perlengkapan uji medis ke Palestina untuk membantu identifikasi virus corona.

Tak hanya itu, Israel juga mengendalikan seluruh pos pemeriksaan jalur keluar masuk di Tepi Barat. Sedangkan Palestina diberi sejumlah wewenang untuk mengatur Tepi Barat.

zxc1

Berdasarkan laporan Associated Press, Kota Betlehem akan ditutup selama dua pekan. Selain gereja kelahiran, sejumlah situs keagamaan yang berada di kota itu juga akan ditutup.

Pemerintah Palestina menyatakan ketujuh warga mereka yang tertular virus corona bekerja di sebuah hotel. Pada akhir Februari hotel itu kedatangan sejumlah wisatawan dari Yunani. Setelah rombongan turis Yunani itu kembali, mereka ternyata positif virus corona.

Pengurus juga telah menutup gereja tersebut pada Kamis kemarin pukul 16.00 waktu setempat. Sejumlah petugas dengan mengenakan pakaian pelindung menyemprotkan cairan disinfektan di bagian dalam dan luar gereja.

"Kami sudah menyemprotkan disinfektan di sejumlah kantor selama sepekan terakhir," ujar salah satu anggota tim pembersih, Tariq al-Ali.
zxc2

Seorang pemandu wisata asal Palestina, Saif Saboh, mengatakan saat ini enggan menyalami para turis untuk menghindari tertular virus corona. "Saya ketakutan. Setiap turis bisa saja sudah tertular," ujar Saif.

Di sisi lain, pengusaha hotel di Betlehem kecewa atas penutupan kota tersebut. Mereka mengatakan keputusan tersebut justru menyebabkan kepanikan di antara masyarakat."Hal ini akan berdampak sangat besar terhadap perekonomian. Kami mempunyai tiga ribu orang yang bekerja di sektor pariwisata dan mereka bisa kehilangan pekerjaan. Dari mana mereka akan memberi makan keluarga," ucap Kepala Asosiasi Pemilik Hotel di Betlehem, Elias al-Arja.