Tak Melulu Buruk, Ini Hal Terbaik Yang Dialami China Akibat Virus Corona
RIAU24.COM - Wabah virus corona yang menghantam China memang telah menyebabkan ribuan nyawa melayang. Namun di balik kisah duka tersebut ada hal baik yang dialami negeri Tirai Bambu tersebut, yakni menurunnya pencemaran udara secara drastis.
Gambar satelit yang dirilis oleh NASA dan Badan Antariksa Eropa menunjukkan bahwa polusi udara di Tiongkok menurun sejak wabah COVID-19 menyebar. Hal ini karena aktivitas produksi di banyak pabrik telah dihentikan dan transportasi telah dibatasi untuk mencegah penyebaran virus.
Dalam rentang waktu 1 hingga 20 Januari 2020, gambar satelit di atas Tiongkok menunjukkan tingkat nitrogen dioksida yang lebih tinggi. Namun, dari 10 hingga 25 Februari 2020, jejak gas hampir tidak terlihat.
Nitrogen dioksida sendiri merupakan gas kuning-coklat yang berasal dari kendaraan bermotor, pembangkit listrik, dan fasilitas industri. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun terdapat sekitar 3,2 juta kasus kematian di dunia akibat polusi udara.
Ilmuwan NASA mengatakan, penurunan pencemaran udara pertama kali terlihat di Wuhan, tempat wabah dimulai. "Ini adalah pertama kalinya saya melihat penurunan dramatis di area seluas itu dalam satu momen," kata Fei Liu, seorang peneliti kualitas udara di Goddard Space Flight Center NASA.
Polusi memang cenderung turun sekitar Tahun Baru Imlek karena banyak bisnis tutup untuk perayaan, namun, para peneliti percaya penurunan ini lebih dari sekedar liburan atau efek yang berhubungan dengan cuaca.