Menu

Karena Hal ini, Elektabilitas Anies Baswedan Jadi Merosot, Kenapa?

Muhammad Iqbal 24 Feb 2020, 09:50
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

RIAU24.COM - Dikarenakan masalah banjir di Jakarta yang terjadi saat awal tahun baru lalu, membuat elektabilitas terhadap Gubernur DKI Jakarta jadi berpengaruh.

Dilansir dari Tempo.co, Senin, 24 Februari 2020, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengatakan Anies mendapatkan elektabilitas sebesar 7,8 persen dalam hasil survei yang dilakukan pada rentang waktu 25 Januari 2020 sampai 10 Februari 2020 itu.

Elektabilitas Anies berada di posisi keempat. Dia sendiri berada jauh di belakang Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang berada di posisi pertama dengan 17,3 persen dan posisi kedua ditempati pengusaha Sandiaga Uno dengan 9,1 persen, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang berada di posisi ketiga dengan 8,8 persen.

Berdasarkan hasil survei PPI sebelumnya, tidak pernah ada yang berhasil menjatuhkan Anies Baswedan separah apa pun yang ditimbulkan banjir.

zxc1

Malahan, semakin Anies dirundung dan dikritik habis-habisan oleh lawan politiknya, semakin simpatik pula masyarakat pada inisiator Gerakan Indonesia Mengajar itu.

"Tapi ketika ada banjir (pada) 1 Januari sampai sekarang, tanpa di-bully pun Anies itu turun (elektabilitas) dengan sendirinya," ujar Prayitno, Ahad 23 Februari 2020.

Terkait hal tersebut, Partai Keadilan Sejahtera tetap santai dan mencoba melihat sisi positif dari jebloknya elektabilitas Anies Baswedan pascabanjir. Juru bicara PKS, Indra mengatakan jika tersebut menunjukkan harapan yang luas dari masyarakat Indonesia terhadap kinerja Anies.

zxc2

"Terlepas PKS ada calon lain atau tidak, ini menarik, berarti ada ekspektasi luas, karena benci itu kadang tipis antara benar-benar cinta atau, dan seterusnya," ujar Indra.

Dia mencontohkan jika Anies kerap disalahkan jika terjadi bencana banjir meski bukan terjadi di Jakarta. Indra juga menyatakan Anies turut disalahkan bila terjadi musibah banjir di kota lain.

"Sebenarnya berarti harapan publik begitu tinggi ke Anies Baswedan. Banjir Semarang Anies disalahkan, banjir Ibu Kota baru Anies juga disalahkan, ini artinya sinyal," tuturnya.