Video Tentara Israel Membunuh Seorang Palestina Dengan Buldoser Tuai Kecaman Dunia
RIAU24.COM - Seorang warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel dan dua lainnya terluka ketika mereka mencoba mengambil jenazahnya di Jalur Gaza yang dikepung, menurut laporan media setempat.
Insiden itu terjadi di dekat pagar pemisah di timur Khan Younis di bagian selatan wilayah pantai, kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan pada hari Minggu.
Zxc1
Fraksi Jihad Islam Palestina (PIJ) menyebut almarhum sebagai Mohammed Ali al-Naim, 27, dan mengatakan dia adalah anggota organisasi.
Militer Israel mengatakan tentara menembak mati seorang Palestina yang dicurigai menempatkan bom di dekat pagar.
Dalam sebuah pernyataan, tentara mengatakan "melihat dua teroris mendekati pagar keamanan di Jalur Gaza selatan dan menempatkan alat peledak di sebelahnya". .
"Pasukan melepaskan tembakan ke arah mereka. Sebuah serangan diidentifikasi," katanya.
Sebuah video yang beredar luas di media sosial pada hari Minggu nampak menunjukkan sebuah buldoser militer Israel menggerakkan tubuh lelaki Palestina ke arah pagar pemisah.
Dalam klip itu, suara tembakan terdengar dan setidaknya satu orang tampaknya terluka. Pria-pria lain kemudian mengambil orang yang terluka itu, sementara buldoser mengangkat tubuh seseorang, berbalik dan bergerak menuju pagar.
Zxc2
PIJ mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa video itu menunjukkan "kejahatan brutal".
"Ada ratusan kejahatan serupa yang belum didokumentasikan oleh kamera. Pendudukan Israel melanjutkan kejahatannya tanpa pencegahan hukum atau etis," kata Hazem Qassem kepada Al Jazeera.
Seorang juru bicara militer kemudian mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa seorang tentara Israel "buldoser mengekstraksi mayat salah satu penyerang".
Menurut Wafa, dua orang tertembak dan terluka di kaki ketika mereka berusaha untuk mengambil mayat orang yang mati itu.
Ashraf al-Qedra, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dua warga Palestina dengan luka kaki tiba di Rumah Sakit Eropa di Gaza selatan pada hari Minggu pagi.
R24/DEV