Ingin Assalamualaikum Diganti Salam Pancasila, MS Ka'ban: Sudah Keterlaluan, Bubarkan BPIP Anti Agama
RIAU24.COM - Untuk kesekian kalinya, kecaman kembali tertuju kepada Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi. Kali ini terkait pernyataannya yang menyarankan agar Assalamualaikum diganti dengan salam Pancasila.
Sebelumnya, hujan kecaman juga sudah terlebih dahulu dituai Yudian, terkait pernyataannya yang menyebutkan musuh terbesar Pancasila adalah agama.
Kali ini, kecaman dilontarkan langsung Ketua Presidium Majelis Permusyawaratan Pribumi Indonesia, MS Kaban. Dilansir viva, Jumat 21 Februari 2020, Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang itu dengan nada keras mengatakan, usulan BPIP untuk menggantikan salam kaum muslimin sudah keterlaluan. Karena itu, ia pun meminta BPIP dibubarkan.
"Usulan BPIP gantikan salam kaum muslimin sudah keterlaluan, satu kalimat bubarkan BPIP anti agama. Sejarah menunjukkan yang suka gugat agama khususnya Islam itu jelas-jelas PKI,
Komunis anti agama," lontarnya, dikutip dari akun twitternya @hmskaban.
Untuk diketahui, MS Ka'ban bukanlah yang pertama kali menyatakan kecaman tersebut. Hal yang sama juga dilakukan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon dan Mantan sekretaris Kementerian BUMN, M Said Didu. Keduanya juga sama-sama meminta BPIP, lembaga yang kini dipimpin Yudian Wahyudi, agar segera dibubarkan.
"Lembaga ini memang layak dibubarkan, selain membuat kegaduhan nasional juga berpotensi menyelewengkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri," kata Fadli.
"Kata Ketua BPIP bahwa musuh besar Pancasila adalah Agama. Kata dia juga sebaiknya assalamualaikum diganti dengan Salam Pancasila. Logika akal sehat dari 2 pernyataan tersebut,
justru yang memusuhi agama adalah Pak Yudian/BPIP. Makin jelas. AssalamuAlaikumWrWbYudian," cuit Said Didu.
Sebelumnya, Yudian mengungkapkan usulan salam Pancasila itu, karena dia melihat sejak reformasi kalimat salam, seperti selamat pagi digantikan dengan assalamualaikum.
“Kita sudah nyaman dengan selamat pagi karena itu salam nasional, tapi sejak reformasi diganti assalamualaikum di mana-mana. Tidak peduli ada orang Kristen, Hindu hajar saja dengan
assalamualaikum,” ujarnya, dalam wawancara dengan detik, beberapa waktu lalu.
Sekarang, kata Yudian, salamnya ada lima sesuai agama di Indonesia. Menurutnya salam di tempat umum harus menggunakan salam yang sudah disepakati secara nasional.
“Ekstremnya sekarang kita salam setidaknya harus ada lima sesuai agama-agama. Ini masalah baru kalau begitu. Kini sudah ditemukan oleh Yudi Latif atau siapa dengan Salam Pancasila. Saya
sependapat,” lontarnya lagi. ***